BANDARLAMPUNG. Berbeda dengan kondisi kemacetan di Pelabuhan Merak-Banten, pelabuhan Bakauheni tidak mengalami kemacetan yang terlalu parah. Meski terjadi kemacetan, tapi antrean truk bisa cepat terurai karena pelabuhan memiliki lapangan parkir yang luas.Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Zailis Anas mengatakan kemacetan sempat terjadi di jalan masuk ke Pelabuhan Bakauheni dalam dua minggu terakhir, namun hingga hari Minggu (27/2) sudah tidak dijumpai lagi kemacetan. Antrean truk juga tidak separah di Merak, hanya sekitar 2 kilometer dari pelabuhan. "Kemacetan tidak terlalu parah karena truk-truk ditampung di lapangan parkir yang luas," ungkap Zailis, Selasa (1/3).Zailis mengatakan tempat parkir yang terdapat di empat dermaga di sana mampu menampung sebanyak 2.000 truk. Luas lahan yang dimiliki ASDP sendiri mencapai 75 hektare (ha)dan saat ini baru dipergunakan sepertiganya saja.Saat macet, polisi lalu-lintas sempat melakukan pengalihan bagi truk yang melintas di jalan lintas timur (Jalintin) ke jalan alternatif Simpang Ketapang Gayam. "Untuk mengatasi kemacetan kuncinya adalah ketersediaan armada, terbukti setelah kapal cukup, tidak ada lagi kemacetan," terang Zailis.Saat ini, kemacetan memang tidak terjadi di jalan raya, tapi truk barang masih harus menunggu lama di dermaga. Yanto, pengemudi dari ekspedisi N Production Logistic mengatakan truknya yang mengangkut bawang merah berangkat dari Dumai pada hari Sabtu (26/2). Perjalanannya lancar hingga ke Bakauheni Senin (28/2). Namun di dermaga dia sudah menunggu semalaman dan hingga pukul 09.00 pagi ini belum naik kapal. "Kalau normal di dermaga paling lama menunggu satu jam," ungkap Yanto.Yanto mengatakan bawang merah itu akan dikirim ke Losari, Brebes. Dalam hitungannya, dia sudah tiba di tujuan Rabu besok. Dia menyayangkan tidak adanya jalur khusus untuk truk yang mengangkut sembako di Bakauheni. Padahal, jika barang yang diangkutnya terlambat sampai tujuan dan bawang merah sampai tumbuh, biasanya upah yang diperolehnya akan dikurangi.Yanto mengaku sudah mendapat tawaran jalur tembak dengan membayar Rp 10.000 kepada calo atau yang biasa disebut pengurus truk di dermaga dua. Tapi meski sudah mendapat jalur tembak, dia tetap tidak mendapat kapal hingga berpindah ke dermaga 3 dan pindah lagi ke dermaga empat.Di jalan sebelum masuk Bakauheni, dia juga mengaku harus membayar ke polisi lalu-lintas sebesar Rp 200.000 tanpa alasan yang jelas. Untuk satu trip berangkat hingga pulang seharusnya dia memperoleh Rp 1,5 juta. Dengan banyaknya biaya yang dikeluarkan selama perjalanan, pendapatannya akan jauh berkurang.
Tak seperti Merak, Pelabuhan Bakaheuni tertolong area parkir yang luas
BANDARLAMPUNG. Berbeda dengan kondisi kemacetan di Pelabuhan Merak-Banten, pelabuhan Bakauheni tidak mengalami kemacetan yang terlalu parah. Meski terjadi kemacetan, tapi antrean truk bisa cepat terurai karena pelabuhan memiliki lapangan parkir yang luas.Manajer Operasional PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Zailis Anas mengatakan kemacetan sempat terjadi di jalan masuk ke Pelabuhan Bakauheni dalam dua minggu terakhir, namun hingga hari Minggu (27/2) sudah tidak dijumpai lagi kemacetan. Antrean truk juga tidak separah di Merak, hanya sekitar 2 kilometer dari pelabuhan. "Kemacetan tidak terlalu parah karena truk-truk ditampung di lapangan parkir yang luas," ungkap Zailis, Selasa (1/3).Zailis mengatakan tempat parkir yang terdapat di empat dermaga di sana mampu menampung sebanyak 2.000 truk. Luas lahan yang dimiliki ASDP sendiri mencapai 75 hektare (ha)dan saat ini baru dipergunakan sepertiganya saja.Saat macet, polisi lalu-lintas sempat melakukan pengalihan bagi truk yang melintas di jalan lintas timur (Jalintin) ke jalan alternatif Simpang Ketapang Gayam. "Untuk mengatasi kemacetan kuncinya adalah ketersediaan armada, terbukti setelah kapal cukup, tidak ada lagi kemacetan," terang Zailis.Saat ini, kemacetan memang tidak terjadi di jalan raya, tapi truk barang masih harus menunggu lama di dermaga. Yanto, pengemudi dari ekspedisi N Production Logistic mengatakan truknya yang mengangkut bawang merah berangkat dari Dumai pada hari Sabtu (26/2). Perjalanannya lancar hingga ke Bakauheni Senin (28/2). Namun di dermaga dia sudah menunggu semalaman dan hingga pukul 09.00 pagi ini belum naik kapal. "Kalau normal di dermaga paling lama menunggu satu jam," ungkap Yanto.Yanto mengatakan bawang merah itu akan dikirim ke Losari, Brebes. Dalam hitungannya, dia sudah tiba di tujuan Rabu besok. Dia menyayangkan tidak adanya jalur khusus untuk truk yang mengangkut sembako di Bakauheni. Padahal, jika barang yang diangkutnya terlambat sampai tujuan dan bawang merah sampai tumbuh, biasanya upah yang diperolehnya akan dikurangi.Yanto mengaku sudah mendapat tawaran jalur tembak dengan membayar Rp 10.000 kepada calo atau yang biasa disebut pengurus truk di dermaga dua. Tapi meski sudah mendapat jalur tembak, dia tetap tidak mendapat kapal hingga berpindah ke dermaga 3 dan pindah lagi ke dermaga empat.Di jalan sebelum masuk Bakauheni, dia juga mengaku harus membayar ke polisi lalu-lintas sebesar Rp 200.000 tanpa alasan yang jelas. Untuk satu trip berangkat hingga pulang seharusnya dia memperoleh Rp 1,5 juta. Dengan banyaknya biaya yang dikeluarkan selama perjalanan, pendapatannya akan jauh berkurang.