KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan rokok yang cukainya naik, produk tembakau iris cenderung longgar dalam pengenaan cukai. Oleh karena itu produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) melihat kondisi ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualannya. Sebab Djonny Saksono, Direktur Utama ITIC bilang dengan mahalnya harga rokok di eceran tentu membuat para konsumen berpikir ulang membelinya. "Sehingga kalau mau berhemat mereka ada yang memilih membeli tembakau iris, melinting sendiri karena dinilai lebih murah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/1). Apalagi Djonny melihat rata-rata harga rokok saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 20%-30% dibandingkan tahun kemarin. Momen naiknya produk tembakau tersebut juga menjadi peluang ITIC dengan turut menaikkan harga tembakau irisnya.
Tak terdampak cukai, Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis tumbuh 20%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan rokok yang cukainya naik, produk tembakau iris cenderung longgar dalam pengenaan cukai. Oleh karena itu produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) melihat kondisi ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualannya. Sebab Djonny Saksono, Direktur Utama ITIC bilang dengan mahalnya harga rokok di eceran tentu membuat para konsumen berpikir ulang membelinya. "Sehingga kalau mau berhemat mereka ada yang memilih membeli tembakau iris, melinting sendiri karena dinilai lebih murah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/1). Apalagi Djonny melihat rata-rata harga rokok saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 20%-30% dibandingkan tahun kemarin. Momen naiknya produk tembakau tersebut juga menjadi peluang ITIC dengan turut menaikkan harga tembakau irisnya.