Tak terdampak cukai, Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis tumbuh 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbeda dengan rokok yang cukainya naik, produk tembakau iris cenderung longgar dalam pengenaan cukai. Oleh karena itu produsen tembakau iris, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) melihat kondisi ini sebagai peluang untuk meningkatkan penjualannya.

Sebab Djonny Saksono, Direktur Utama ITIC bilang dengan mahalnya harga rokok di eceran tentu membuat para konsumen berpikir ulang membelinya. "Sehingga kalau mau berhemat mereka ada yang memilih membeli tembakau iris, melinting sendiri karena dinilai lebih murah," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (14/1).

Apalagi Djonny melihat rata-rata harga rokok saat ini sudah mengalami kenaikan hingga 20%-30% dibandingkan tahun kemarin. Momen naiknya produk tembakau tersebut juga menjadi peluang ITIC dengan turut menaikkan harga tembakau irisnya.


Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) sasar segmen ritel modern

Namun kenaikannya terbilang kecil, hanya kisaran 5% saja, tapi menurut Djonny dampaknya bakal terasa di omset dan progitability ITCI sepanjang tahun 2020 ini. "Untuk itu tahun ini kami targetkan minimal pertumbuhan bisa 20%," katanya.

Lebih lanjut ia bilang tren konsumsi tembakau iris baik di dalam negeri maupun luar negeri beberapa tahun belakang masih menunjukkan kenaikan. Bahkan perusahaan dalam beberapa tahun lalu masih menikmati pertumbuhan penjualan dobel digit.

Adapun untuk perolehan bisnis tahun 2019 manajemen mengaku masih on the track. Dari segi produksi di tahun kemarin kata Djonny mencapai level 2.200 ton atau naik sekitar 12,8% jika dibandingkan produksi tahun sebelumnya 1.950 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari