Tak terduga, Cina menyuntikkan US$ 28 miliar tunai untuk ungkit ekonomi



KONTAN.CO.ID -SHANGHAI. Secara mengejutkan,  China mengguyurkan stimulus untuk mendorong ekonominya ke  perbankan. China menangkap sinyal lebih mengkhawatirkan pelambatan perdagangan lebih lanjut, menjelang pengumuman data ekonomi Tiongkok pada Jumat nanti (18/10).

The People’s Bank of China menambahkan 200 miliar yuan atau setara US$  $ 28 miliar uang tunai sebagai fasilitas pinjaman berjangka waktu  satu tahun, Rabu (16/10). Fasilitas ini demi menjaga suku bunga pinjaman stabil.

Baca Juga: Lagi, IMF memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global jadi 3%


Langkah ini mengejutkan para pedagang karena pihak berwenang biasanya menyuntikkan likuiditas saat pinjaman  akan jatuh tempo. Padahal, hingga 5 November mendatang, utang jatuh tempo belum akan jatuh tempo.

Ekonomi Tiongkok berada di bawah tekanan di tengah sengketa  dagan yang berkepanjangan dengan Amerika Serikat (AS) serta ekonomi domestic China  yang melambat. Kondisi ini mendorong bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan biaya pinjaman perusahaan dan memotong rasio cadangan bank tahun ini.

Data yang dirilis minggu ini menunjukkan bahwa deflasi pabrik China semakin dalam dan impor dan ekspor turun bulan lalu.

Baca Juga: IMF: Pertumbuhan ekonomi Indonesia dan emerging markets lain akan membaik di 2020

Becky Liu, kepala strategi makro China di Standard Chartered (LON: STAN) Plc mengatakan bahwa kebijakan menyuntikan uang tunai adalah kebijakan tak terduga pasar. "Mereka mungkin ingin menyuntikkan lebih banyak likuiditas jangka panjang untuk memastikan pasokan yang cukup selama musim pembayaran pajak pada pertengahan Oktober,’’ ujar dia.   Kondisi ini untuk mendukung ekonomi, yang masih menghadapi tekanan pertumbuhan.

Adapun, menurut Frances Cheung, kepala strategi makro Asia di Westpac Banking Corp, kebijakan ini untuk meredam reaksi pasar agar kurs tak bergejolak, di tengah bank sentral lainnya memangkas suku bunga.

Hingga  pukul 10.34 AM waktu Shanggai,  imbal hasil obligasi pemerintah China dengan tenor 10 tahun turun 1 basis poin menjadi 3,16%.

Baca Juga: Campur tangan atas Hong Kong, China ancam ambil tindakan balasan ke Amerika

Editor: Titis Nurdiana