JAKARTA. Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di zona hijau selama sesi I tak terhentikan. Data RTI menunjukkan, pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 2,33% menjadi 5.337,30.

Kenaikan indeks siang ini tak terlepas dari aksi beli investor asing atas saham-saham Tanah Air. Di seluruh market, nilai pembelian bersih (net buy) IHSG di sesi I mencapai Rp 770 miliar. Sedangkan di pasar reguler, net buy asing mencapai Rp 781,8 miliar.

Jumlah saham yang mendukung kenaikan indeks mencapai 191 saham. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 97 saham dan 87 saham lainnya tak bergerak.

Total volume perdagangan siang ini melibatkan 3,790 juta saham dengan nilai transaksi Rp 4,464 triliun.

Sementara itu, sepuluh sektor kompak menghijau. Adapun tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor barang konsumen naik 3,32%, sektor manufaktur naik 3,06%, dan sektor industri lain-lain naik 2,84%.

Tiga saham top gainers indeks LQ 45 siang ini adalah PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) naik 8,82% menjadi Rp 3.950, PT Siloam International Tbk (SILO) naik 7,93% menjadi Rp 10.550, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) naik 4,81% menjadi Rp 2.070.

Di posisi top losers indeks LQ 45, terdapat saham-saham: PT Vale Indonesia Tbk (INCO) turun 2,34% menjadi Rp 2.500, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) turun 0,96% menjadi Rp 1.030, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) turun 0,48% menjadi Rp 2.080.

Searah dengan Asia

Pergerakan positif IHSG searah dengan langkah bursa Asia. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 13.02 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific melesat 0,8%.

Di Australia, saham-saham komoditas menyokong indeks S&P/ASX 200 naik 0,7%. Sedangkan indeks Kospi Korea Selatan naik 0,7% dan indeks Hang Seng naik 1,3%.

Sedangkan indeks Topix tak banyak mencatatkan perubahan setelah sebelumnya tertekan di zona merah.

Kenaikan bursa Asia terjadi setelah spekulasi mengenai kenaikan suku bunga the Federal Reserve mereda akibat data pertumbuhan ekonomi AS yang mengecewakan.

"Pasar menilai rencana kenaikan suku bunga AS akan ditunda untuk sementara waktu. Selain itu, dollar AS melemah, terutama terhadap euro," jelas Kelvin Tay, regional chief investment officer UBS Group AG's wealth management business di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie