JAKARTA. Perusahaan asuransi asal Malaysia, Syarikat Takaful Malaysia Berhad berniat mengembangkan bisnis di Indonesia. Pemegang saham pengendali PT Syarikat Takaful Indonesia itu sedang mencari mitra strategis untuk mengembangkan bisnis asuransi syariah. Managing Director Takaful Malaysia Hassan Kamil menyatakan, mitra strategis yang mereka sasar adalah perusahaan lokal. Takaful ingin mitra strategis itu menyuntikkan dana segar ke Takaful Indonesia US$ 5,8 juta atau sekitar Rp 60 miliar. Di pertengahan tahun ini, Takaful Indonesia memiliki modal sebesar Rp 50 miliar.
Jadi, keinginan Takaful memperbesar modal anak usahanya di Indonesia bisa dibilang tak terkait dengan Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Usaha Perasuransian. PP itu mengharuskan, perusahaan asuransi syariah memiliki modal minimum Rp 50 miliar di akhir 2008. Sebelum mendapat mitra strategis, Takaful Malaysia akan terlebih dulu menyuntikkan tambahan modal ke Takaful Indonesia. Hassan berharap Takaful Malaysia sudah bisa menggandeng mitra strategis pada pertengahan tahun depan. Namun Hassan masih merahasiakan calon mitra strategis yang menjadi incaran Takaful. Yang pasti, mitra strategis yang diharapkan Takaful itu adalah sebuah bank syariah di Indonesia yang memiliki jaringan di luar negeri. Hassan menilai, jumlah kantor cabang yang dimiliki Takaful Indonesia saat ini belum memadai. Padahal, "Bank syariah di Indonesia mempunyai pasar potensial untuk produk asuransi syariah," ujarnya. Karena itu, sebagian dana segar dari investor strategis kelak akan mereka gunakan membangun sekitar 34 kantor cabang baru. Dalam penilaian Hassan, Takaful Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan bisnis yang memuaskan. Tahun lalu Takaful Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 35%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang 30%. Sebagai perbandingan pada periode yang sama, pendapatan Takaful Malaysia hanya tumbuh 25%.
Direktur Utama PT Asuransi Takaful Keluarga Agus Edi Sumanto mengaku sudah mendengar rencana masuknya investor baru itu. Seingat Edi, induk mereka di Malaysia sudah sibuk mencari mitra strategis sejak dua tahun yang lalu. Namun Edi enggan berkomentar panjang lebar tentang rencana tersebut. "Kami saat ini belum mendapat informasi yang lengkap soal rencana tersebut," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie