KONTAN.CO.ID - Ramadan sudah tiba. Selama 1 bulan ke depan umat muslim akan mulai menjalankan ibadah puasa. Salah satu tantangan bagi setiap keluarga adalah mengatur keuangan saat Ramadan adalah agar tidak boncos selama 1 bulan Ramadan. Belum lagi persiapan anggaran untuk merayakan Idul Fitri dan mudik. Nah, tentu Anda ingin keuangan keluarga Anda tetap aman terkendali selama bulan Ramadan ini, maka Anda bisa mencoba langkah-langkah yang disarankan Sherly Sintia, CFP, Assistant Consultant di ZAP Finance sebagai berikut:
- Membuat catatan keuangan
- Membuat anggaran untuk satu bulan ke depan
- Memisahkan alokasi pengeluaran rutin bulanan ke dalam rekening yang terpisah dengan kebutuhan Lebaran maupun tambahan kenikmatan di bulan Ramadan. Sehatnya, alokasi untuk pengeluaran rutin bulanan hanya maksimal 50% dari penghasilan setiap bulannya.
- Antisipasi pengeluaran tak terduga lebih awal. Khusus di bulan Ramadan, rumah tangga dapat memperbesar pos pengeluaran insidentil dari semula 10% menjadi 20% dari penghasilan. Dana ini sebaiknya dialokasikan di tabungan yang terpisah dengan rekening operasional harian.
Siapkan dana gaya hidup Ramadan. Pos pengeluaran untuk gaya hidup Ramadan seperti acara buka puasa Bersama dapat ditarik dari penghasilan rutin bulanan dengan alokasi maksimal 20%
Nah selama bulan Ramadan sebenarnya jika Anda bisa jalankan seperti halnya bulan-bulan lainnya, maka tidak akan terjadi pengeluaran yang berlebihan dalam keseharian. “Yang utama adalah menjadikan Ramadan sama seperti hari lainnya, bahkan menjadi hari yang lebih hemat harusnya karena pengeluaran berkurang. Jadi yang diperbaiki adalah
mindset dulu dengan tidak menjadikan bulan Ramadan menjadi hari yang harus boros.”jelas Eko Endarto, perencana keuangan dari Finansia Consulting. Berbagai faktor menjelang bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri ada hal-hal yang menjadikan sebagian besar keluarga mengalami lonjakan pengeluaran dibandingkan dengan hari-hari biasa. Baca Juga:
BRI Sediakan Layanan Penukaran Uang di 391 Kantor Cabang Selama Ramadan Faktor-faktor penyebab yang mengakibatkan pengeluaran bertambah selama Ramadan antara lain:
- Kenaikan harga makanan
- Terlalu banyak menghadiri acara buka puasa Bersama
- Kemudahan pesan online dan godaan promo atau diskon
- Kalap ketika membeli menu buka puasa
- Adanya keperluan kirim hampers atau hantaran
Sedangkan Eko menyebutkan bahwa ada kekeliruan mindset selama menjalankan puasa. “Selain harga yang pasti naik menjelang Lebaran, juga mindset yang menjadikan saat buka puasa dan sahur sebagai ajang pembalasan setelah puasa dengan pembenaran untuk belanja lebih.”jelas Eko. Guna menekan pengeluaran selama Ramadan maka perlu setiap keluarga melakukan hal-hal berikut:
- Kenali apa penyebab borosnya keluarga dan anggota keluarga
- Membuat catatan keuangan untuk memantau pengeluaran
- Membuat anggaran, bisa menggunakan metode simple, pos living 50%, pos saving 30% dan playing 20%
- Gunakan minimal 3 rekening terpisah
- Ambil uang tunai di ATM maksimal 1 minggu sekali untuk kebutuhan sehari-hari
Baca Juga:
Yuk Jadi Milenial yang Cerdas Finansial Umumnya terkait erat dengan hidangan menu sahur dan berbuka sebaiknya juga menyesuaikan dengan anggaran, agar belanja kebutuhan sehari-hari sewajarnya, meski pun bisa ada beberapa bahan yang mengalami lonjakan kenaikan harga. Harga bahan pokok cenderung naik setiap menjelang Ramadan. Mendekati bulan puasa tahun 2023 ini, bahan pangan yang harganya naik paling tinggi adalah cabai rawit merah. Menurut data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, pada awal Maret 2023 rata-rata harga cabai rawit merah di Indonesia masih Rp 52.600 per kg. Namun sampai sepekan menjelang Ramadan yakni tanggal 17 Maret 2023 harga cabai rawit merah sudah naik 37,45% menjadi Rp 72.300 per kg.
Sumber : Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan Bahan pangan lain yang harganya naik adalah cabai merah besar, cabai merah keriting, bawang putih, beras, daging ayam, daging sapi, minyak goreng merek Minyakita, kedelai sampai tepung terigu. Hanya sedikit bahan pokok yang harganya tetap atau turun di antaranya adalah gula pasir, telur ayam, minyak goreng dan bawang merah (terlihat pada grafik). Oleh karena itu, Sherly menyarankan untuk pengeluaran bahan pokok yang meningkat, dapat diantisipasi dengan menambah 10% hingga 20% untuk anggaran belanja sembako. Meski biasanya supermarket selalu penuh orang berbelanja saat bulan Ramadan, sebaiknya Anda juga belanja seperlunya sesuai kebutuhan, tidak perlu stok bahan, karena malah bisa membuat pengeluaran belanja semakin membengkak. Pengaturan keuangan keluarga selama Ramadan ini akan sangat berguna saat hari raya Idul Fitri tiba. Sebab saat Idul Fitri justru pengeluaran akan lebih besar. “Jadikan Ramadan seperti hari biasa dalam hal ekonomi, tapi jadi hari spesial dalam hal religi, misal dengan meningkatkan sedekah. Fokus ke pengeluaran saat Lebaran, karena pasti akan besar juga. Keluarkan uang sesuai kebutuhan dan enggak harus berlebihan.”jelas Eko berpesan. Kebiasaan-kebiasaan berikut ini sebaiknya Anda hindari sejak awal Ramadan agar pada pengujung Ramadan keuangan Anda aman dan tidak boncos.
- Membeli makanan berlebih saat buka puasa maupun sahur
- Tidak patuh dengan anggaran yang sudah dibuat sebelumnya
- Kalap belanja karena adanya tawaran promo dan diskon yang banyak digelar saat Ramadan dan Lebaran
- Terlalu sering buka puasa di restoran fancy di luar
- Terlalu sering mengambil uang tunai di ATM
Nah, semoga dengan lebih disiplin dalam membuat anggaran, mencatat pengeluaran, belanja sesuai anggaran maka keuangan keluarga Anda tetap aman selama bulan Ramadan. Jadi saat merayakan hari kemenangan Idul Fitri mendatang, Anda juga benar-benar menang dalam mengatasi tantangan mengatur finansial. Selamat menjalankan ibadah puasa. Baca Juga:
3 Langkah Mengelola Keuangan Keluarga Pasca Pandemi, Tips Praktis! Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti