Tamat, kongsi BORN & Grup Bakrie di Bumi Plc



JAKARTA. Negosiasi pemisahan kongsi Grup Bakrie dengan PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN) di Bumi Plc akhirnya kelar. Sumber KONTAN yang mengetahui transaksi ini, menyatakan, kedua perusahaan itu telah menandatangani kesepakatan untuk mengakhiri kerjasama.

"Keterbukaan informasinya akan disampaikan besok (hari ini)," tutur sumber KONTAN, Senin (3/6). Sayang, sumber itu enggan memberi informasi skema maupun poin-poin kesepakatan lain yang telah ditandatangani Bakrie dan BORN.

Kenneth Raymond Allan, Direktur BORN membenarkan kesepakatan tersebut. "Tampaknya informasi itu benar," kata dia kepada KONTAN, Senin (3/6). Di lain pihak, Christopher Fong, Juru Bicara Grup Bakrie, enggan menanggapi kabar tersebut.


Meski membenarkan, Allan belum bersedia menjelaskan detail kesepakatan BORN dan Bakrie. "Saya sedang di Bali, tidak punya detailnya," jelas dia.Sebagai catatan, Grup Bakrie dan BORN adalah pemegang saham Bumi Plc, induk usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU). Akhir tahun 2011, BORN menjadi penyelamat Grup Bakrie dengan membeli 23,8% saham Bakrie di Bumi Plc. Nilai investasi BORN di Bumi Plc mencapai US$ 1 miliar, yang berasal dari utang kepada Standard Chartered (Stanchard).

Guna menguasai Bumi Plc, BORN-Bakrie membentuk dua kendaraan atau special purpose vehicle (SPV) bernama Borneo Bumi Energi & Metal Pte Ltd dan Bumi Borneo Resources Pte Ltd. Borneo Bumi memiliki 47,6% saham Bumi Plc dengan bagian Bakrie-BORN masing-masing 23,8%. Belakangan kemudian, Bakrie meneken perjanjian awal atau head of terms agreement (HoT) untuk mencabut investasi di Bumi Plc, seiring perseteruan dengan Nathaniel Rothschild.

Isi HoT itu adalah, pertama, kepemilikan tak langsung Bakrie atas 57,3 juta saham Bumi Plc (23,8%) dari total saham yang diterbitkan Bumi Plc dinyatakan batal. Sebagai penukarnya, Bakrie akan menguasai 2,32 miliar saham atau sekitar 10,3% saham BUMI yang dikuasai Bumi Plc.

Kedua, Bumi Plc akan menjual sisa saham BUMI sebanyak 3,92 miliar saham (18,9%), kepada Bakrie senilai US$ 278 juta. Ketiga, keluarga Bakrie wajib menempatkan US$ 278 juta ke akun escrow, dengan menyetorkan deposit senilai US$ 50 juta.

Keputusan atas diterima atau tidaknya proposal Grup Bakrie ini kemungkinan besar akan diambil pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Bumi Plc 26 Juni 2013. Atas rencana tersebut, BORN menjadi pihak yang merugi karena nilai investasinya di Bumi Plc pun sudah anjlok.

Manajemen BORN berkali-kali meminta kompensasi dalam bentuk tunai dari Grup Bakrie sebagai imbalan atas perpisahan kongsi tersebut. Tapi, permintaan BORN itu sulit diwujudkan mengingat Bakrie sedang kekurangan likuiditas.

Lalu, muncul skema kompensasi lain berbentuk kepemilikan saham BUMI. Dalam wawancara dengan KONTAN beberapa waktu lalu, pemilik Grup Bakrie, Nirwan D. Bakrie menyatakan, akan menawarkan 50% saham BUMI milik Bakrie kepada BORN.

Yanuar Rizky, pengamat pasar modal menyoroti posisi BORN yang terjepit di tengah pusaran konflik Bakrie versus Rothschild. BORN tampaknya sudah dalam posisi rugi akibat konflik antara dua pihak tersebut.

BORN, kata Yanuar, bisa bernafas lega andaikan Grup Bakrie memberi kompensasi tunai atas rencananya cabut dari Bumi Plc. Dana itu bisa dipakai untuk mencicil utang ke Stanchard. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana