Tambah 23 juta vaksin, Korea Selatan sudah amankan 56 juta vaksin Covid-19



KONTAN.CO.ID -  SEOUL. Korea Selatan kembali dapatkan tambahan vaksin virus corona (Covid-19). Selasa (16/2), Perdana Menteri Korea Selatan Chung Sye-kyun mengatakan, pemerintah mendapatkan kesepakatan untuk pembelian 23 juta vaksin Covid-19 dari dua produsen.

Kesepakatan itu adalah 20 juta vaksin Novavax dan 3 juta vaksin milik Pfizer. 

"Pemerintah telah bekerja untuk membawa pasokan awal yang cukup, tetapi ada ketidakpastian yang meningkat atas rencana vaksinasi kami untuk semester pertama karena masalah produksi dengan pembuat obat global dan persaingan internasional untuk mengadopsi lebih banyak vaksin," jelas dia. 


Dengan populasi 52 juta orang, Korea Selatan telah mendapatkan dosis yang cukup untuk 56 juta orang dari COVAX, Pfizer, Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson. Negeri Ginseng ini akan memulai tahap pertama vaksinasi pada 26 Februari mendatang.

Baca Juga: Akhirnya, WHO menyetujui vaksin AstraZeneca untuk penggunaan darurat

Pada Senin (15/2), pihak berwenang mengatakan mereka tidak akan menggunakan vaksin virus corona milik AstraZeneca untuk orang berusia 65 tahun ke atas. Hal ini bertentangan dengan keputusan sebelumnya, dan mengurangi target vaksinasi awal karena penundaan pengiriman dari skema berbagi vaksin global COVAX.

Negara itu memangkas target kuartal pertama untuk berapa banyak orang yang akan divaksinasi dari 1,3 juta menjadi kurang dari 760.000 orang.

Direktur Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) Jeong Eun-kyeong bilang, penyesuaian vaksin pada kuartal pertama diperkirakan tidak akan mempengaruhi tujuan awal yakni "kekebalan kelompok" pada November, meskipun beberapa ahli kesehatan independen meragukan timeline yang dibuat pihak berwenang.

Hingga Senin (15/2) tengah malam, KDCA melaporkan 457 kasus virus corona harian  dan menjadikan total infeksi di negara tersebut menjadi 84.325 kasus dengan 1.534 kematian.

Selanjutnya: Penelitian WHO, China bohongi dunia soal kasus Covid-19 di Wuhan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari