JAKARTA. PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) yakin bisa memperbaiki kinerja di paruh kedua ini. Bermodal pembelian sejumlah armada baru, perusahaan yang belum lama melantai di bursa saham ini optimistis mampu mengejar perolehan pendapatan.

Menurut Andy Porman Tambunan, Sekretaris Perusahaan Eka Sari Lorena, tambahan armada baru mulai datang Juli lalu. "Dampaknya baru terasa September nanti," katanya ke KONTAN, beberapa waktu lalu (13/8).

Ia yakin penambahan 50 armada baru bisa menjadi salah satu cara memperbaiki kinerjanya yang mengalami penurunan pada semester I-2014. Di periode ini, pendapatan Lorena anjlok sekitar 16% dibanding semester I-2013 menjadi Rp 59,53 miliar. 

Menurut dia, hasil di paruh pertama yang kurang memuaskan adalah hal yang wajar. Pasalnya, di periode tersebut adalah masa low season bagi bisnis transportasi.

Sejauh ini dari hasil pengoperasian armada baru tersebut, Lorena berhasil mencapai target pendapatan saat Lebaran. Tanpa merinci, di periode musim Lebaran kemarin, Lorena berhasil mengantongi kenaikan pendapatan 15%-25% lebih besar dari hari-hari biasanya.

Melihat hasil yang positif, Lorena pun berencana bakal menambah armada anyar lagi. Rencananya sisa dana initial public offering (IPO) yang sebesar Rp 35 miliar akan dialokasikan untuk pembelian armada tahap kedua pada musim liburan akhir tahun. "Pokoknya dana IPO sebesar Rp 130 miliar alokasinya 81% untuk pembelian armada dan rekondisi, 16% pengadaan pool dan sisanya 3% modal kerja," urainya.

Sayang, soal rencana penambahan pool baru, Andy belum dapat memastikan kapan pembelian tempat mangkal armada yang baru bisa terlaksana. Hingga kini, pihaknya masih terus mencari lokasi yang tepat. 

Sebetulnya, Lorena sudah sempat mengincar satu lokasi untuk pool. Sayangnya gagal terealisasi lantaran tidak mencapai kesepakatan harga jual. Uniknya, meski pendapatan turun, raihan laba Lorena di semester I-2014 justru melesat lebih dari dua kali lipat, dari Rp 624,8 juta di periode serupa tahun lalu, menjadi Rp 1,89 miliar.

Kenaikan ini, kata Andy, berkat pemasukan dana IPO ke kas perusahaan. "Ini non operasional. Kami ada pendapatan bunga sekitar Rp 1,36 miliar," imbuhnya.

Menurutnya meski pendapatan cenderung datar tapi pengendapan dana di bank malah terdongkrak berkat hasil bunga. Tak hanya itu, kata dia masuknya dana IPO juga turut menyebabkan kas perusahaan menjadi lebih deras lagi dari cuma Rp 1,03 miliar di akhir 2013 menjadi Rp 26,69 miliar di Juni 2014.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon