KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan daftar penggunaan darurat (EUL) untuk Covaxin buatan Bharat Biotech asal India, menambah portofolio vaksin COVID-19 yang mereka beri lampu hijau menjadi tujuh merek. “Daftar penggunaan darurat ini memperluas ketersediaan vaksin, alat medis paling efektif yang kita miliki untuk mengakhiri pandemi,” kata Dr Mariângela Simão, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses Obat dan Produk Kesehatan dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id. “Tetapi, kita harus terus menekan untuk memenuhi kebutuhan semua populasi, memberikan prioritas kepada kelompok berisiko yang masih menunggu dosis pertama mereka, sebelum kita bisa mulai menyatakan kemenangan,” tegasnya.
Mengacu prosedur EUL WHO, penilain vaksin Covaxin berdasarkan tinjauan data tentang kualitas, keamanan, kemanjuran, rencana manajemen risiko, dan kesesuaian program. Technical Advisory Group (TAG) yang terdiri dari pakar regulasi dari seluruh dunia menetapkan vaksin Covaxin memenuhi standar WHO untuk perlindungan terhadap COVID-19. Dan, manfaat vaksin jauh lebih besar dibanding risiko.
Baca Juga: Waspada! Kasus COVID-19 global kembali dalam tren menanjak Menurut TAG, vaksin Covaxin bisa digunakan secara global. Vaksin ini berasal dari antigen virus corona baru yang tidak aktif.
Vaksin Covaxin juga ditinjau pada 5 Oktober lalu oleh Kelompok Penasihat Strategis WHO untuk Imunisasi (SAGE), yang merumuskan kebijakan khusus vaksin dan rekomendasi untuk penggunaan vaksin dalam populasi. SAGE merekomendasikan penggunaan vaksin Covaxin dalam dua dosis dengan interval empat minggu pada semua kelompok usia 18 tahun ke atas. Menurut SAGE, vaksin Covaxin memiliki kemanjuran 78% melawan COVID-19 dengan tingkat keparahan apa pun, 14 hari atau lebih setelah dosis kedua. Vaksin Covaxin sangat cocok untuk negara berpenghasilan rendah dan menengah karena persyaratan penyimpanan yang mudah. Berikut vaksin COVID-19 yang sudah mendapat EUL dari WHO:
- Pfizer/BioNTech
- Moderna
- AstraZeneca
- Johnson & Johnson
- Sinovac
- Sinopharm
- Covaxin
Editor: S.S. Kurniawan