Tambah fokus bisnis IATA berganti nama



JAKARTA. PT Indonesia Air Transport Tbk (IATA) mengumumkan pergantian nama perusahaan menjadi PT Indonesia Air Transport dan Infrastruktur Tbk (IATA) usai rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) di MNC Tower, Kamis (7/11).

Biasanya, adanya pergantian nama perusahaan tidak mempengaruhi kode saham yang sudah ditetapkan oleh otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI).

Usai ganti nama, perseroan itu juga ingin membagi fokus bisnis perseroan yakni ke bisnis infrastruktur. Perseroan menargetkan bisnis infrastruktur bisa menyumbang 40% dari pendapatan di tahun depan.


Syafril Nasution, Presiden Direktur IATA untuk lini bisnis infrastruktur bilang, pihaknya akan membangun pelabuhan batubara di Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan tahun depan. Anak usaha yang memegang bisnis infrastruktur tersebut melalui PT MNC Infrastruktur Utama.

"Investasi untuk dua proyek tersebut sekitar US$ 25 juta. Revenue dari proyek tersebut ditargetkan dapat US$ 15 juta tiap tahun," kata Syafril.

Budi Darma, Komisaris IATA menargetkan bisnis infrastruktur bisa menyumbang 40% dari pendapatan perusahaan. "Untuk dua tahun ke depan mayoritas pendapatan masih dari airlines. Untuk ke depannya akan infrastruktur," ujarnya.

Sayangnya, Budi enggan menjelaskan angka pasti dari target perseroan di tahun depan dengan alasan masih dalam proses rapat budgeting.

Sebagai informasi saja, dalam dua tahun terakhir perseroan mencatat rapor merah. Sampai kuartal III tahun ini saja, rugi perseroan sudah mencapai Rp 78,19 miliar. Jumlah kerugian itu naik Rp 34 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 43,65 miliar.

Peningkatan rugi bersih perseroan sejalan dengan penurunan pendapatan pada periode Januari - September 2013. Tercatat pendapatan perseroan turun 1,06 % menjadi Rp 201,13 miliar dari pendapatan IATA pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 203,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri