KONTAN.CO.ID - CILEGON. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi mengoperasikan fasilitas blast furnace. Fasilitas ini sudah dikerjakan sejak 2013 yang lalu. Dalam persemian itu, hadir Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Kemudian, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, Komisaris Krakatau Steel Nana Rohana, Vice President MCC CERI Xue Qing Bin, dan Set dirjen ILMaTE kemenperin Dody Rahardi, dan Vice President Corporate 5 Group Bank Mandiri M Andi Syafrizal Indrawan Silmy mengatakan, dengan beroperasinya pabrik blast furnace akan menambah fasilitas iron making atau tahap hulu bertambah. “Ini merupakan awal dari rangkaian usaha perseroan untuk meningkatkan daya saing di sektor hulu, dimana fasilitas blast furnace merupakan teknologi berbasis batubara," kata Silmy saat acara berlangsung, Kamis (20/12). Penggunaan batu bara ini, lebih lanjut Silmy bilang akan meningkatkan fleksibilitas penggunaan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap gas alam yang yang diproyeksikan yang akan terus mengalami kenaikan harga dan keterbatasan. Sementara itu Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno berharap industri dalam negeri mampu mengisi kebutuhan baja dalam negeri yang sekarang telah mencapai 15 juta ton. "Namun masih ada pekerjaan rumah besar lagi setelah ini bagi Krakatau Steel yakni untuk membangun kluster 10 juta ton baja di Cilegon", ujarnya dalam kesempatan yang sama. Pabrik Blast Furnace yang berdiri pada area Blast Furnace Complex Krakatau Steel seluas 55 hektare (ha) ini merupakan proyek yang dilakukan oleh Konsorsium kontraktor yang terdiri dari MCC CERI dari China dan PT Krakatau Engineering (PTKE).
Tambah kapasitas, Krakatau Steel operasikan fasilitas blast furnace
KONTAN.CO.ID - CILEGON. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk resmi mengoperasikan fasilitas blast furnace. Fasilitas ini sudah dikerjakan sejak 2013 yang lalu. Dalam persemian itu, hadir Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno. Kemudian, Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim, Komisaris Krakatau Steel Nana Rohana, Vice President MCC CERI Xue Qing Bin, dan Set dirjen ILMaTE kemenperin Dody Rahardi, dan Vice President Corporate 5 Group Bank Mandiri M Andi Syafrizal Indrawan Silmy mengatakan, dengan beroperasinya pabrik blast furnace akan menambah fasilitas iron making atau tahap hulu bertambah. “Ini merupakan awal dari rangkaian usaha perseroan untuk meningkatkan daya saing di sektor hulu, dimana fasilitas blast furnace merupakan teknologi berbasis batubara," kata Silmy saat acara berlangsung, Kamis (20/12). Penggunaan batu bara ini, lebih lanjut Silmy bilang akan meningkatkan fleksibilitas penggunaan energi serta mengurangi ketergantungan terhadap gas alam yang yang diproyeksikan yang akan terus mengalami kenaikan harga dan keterbatasan. Sementara itu Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno berharap industri dalam negeri mampu mengisi kebutuhan baja dalam negeri yang sekarang telah mencapai 15 juta ton. "Namun masih ada pekerjaan rumah besar lagi setelah ini bagi Krakatau Steel yakni untuk membangun kluster 10 juta ton baja di Cilegon", ujarnya dalam kesempatan yang sama. Pabrik Blast Furnace yang berdiri pada area Blast Furnace Complex Krakatau Steel seluas 55 hektare (ha) ini merupakan proyek yang dilakukan oleh Konsorsium kontraktor yang terdiri dari MCC CERI dari China dan PT Krakatau Engineering (PTKE).