KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darma Henwa Tbk (DEWA) telah menyiapkan tiga strategi andalan untuk meningkatkan profitabilitas. Salah satunya, menambah kapasitas alat yang dimiliki perusahaan sendiri (
own fleet). Hal ini sejalan dengan tujuan DEWA yang akan mengunggulkan peralatan sendiri dibandingkan milik sub-kontraktor. Direktur Utama Darma Henwa, Rio Supin mengatakan, pemulihan ekonomi global berdampak pada meningkatnya permintaan batubara sebagai pasokan energi. Namun, di saat
demand naik, pasar batubara cenderung ketat dan lambat akibat sejumlah faktor. Mulai dari cuaca, masalah rantai pasokan, dan pemberlakuan protokol Covid-19 di beberapa negara produsen batubara. Permasalahan tersebut menyebabkan harga batubara mencapai rekor harga tertinggi sepanjang masa pada Oktober 2021 yakni di atas US$ 250/ton.
"Sebagai perusahaan jasa pertambangan, DEWA menghadapi tantangan untuk meningkatkan produksi tambang batubara. Perusahaan dituntut beradaptasi melakukan perbaikan fundamental, operasional, efisiensi biaya, penambahan dan perbaikan alat kerja, pengembangan bisnis, serta meningkatkan kualitas SDM," jelasnya dalam paparan publik yang diselenggarakan secara virtual, Jumat (19/11).
Baca Juga: Central Proteina (CPRO) bidik penjualan Rp 7,8 triliun - Rp 8 triliun tahun ini Untuk mencapai hal tersebut, Rio mengungkapkan, DEWA menerapkan tiga strategi utama. Pertama, pengurangan biaya operasi melalui program pemeliharaan alat yang efisien. Kedua, menerapkan
global sourcing untuk mendapatkan
sparepart dengan harga lebih murah tetapi kualitasnya sama. Ketiga, meningkatkan kapasitas
fleet produksi yang dimiliki DEWA dengan mengurangi aktivitas para sub-kontraktor. Dengan kombinasi ketiga strategi tersebut, DEWA berhasil mencatatkan peningkatan volume pemindahan material menggunakan
fleet produksi DEWA. Peningkatan kapasitas produksi dilakukan melalui kombinasi di antaranya, membeli alat berat baru, melakukan rekondisi dan melakukan
manufacturing sparepart untuk memperpanjang masa pakai, dan memaksimalkan produktivitas
fleet produksi dan jam kerja atau meningkatkan efektivitas
working hour. Nilai belanja modal yang dikucurkan Darma Henwa untuk merealisasikan strategi tersebut sampai dengan Juni 2021 sebesar US$ 41,07 juta. "Belanja modal tersebut sebagian besar digunakan untuk pembelian peralatan baru, suku cadang, dan komponen untuk meningkatkan kapasitas
fleet produksi DEWA," ujar Rio. Strategi penambahan kapasitas
own fleet ini sudah tercermin pada kinerja operasional periode Januari-September 2021.
Baca Juga: Kontribusi produk modular Wijaya Karya Gedung (WEGE) bisa meningkat tahun depan Rio menjelaskan, total
material moved yang dicatatkan DEWA menggunakan
fleet milik sendiri, meningkat signifikan dari sebelumnya 38,5 juta bcm menjadi 60,56 juta bcm atau naik 57,29% yoy. Sebaliknya, volume pemindahan material oleh subkontraktor turun 37,7% yoy menjadi 35,72 juta bcm. Jika ditotal, volume material dipindahkan meningkat 0,46% di periode 9 bulan tahun ini menjadi 96,28 juta bcm. Jika dirinci pada masing-masing proyek yang ditangani DEWA, terjadi peningkatan volume pemindahan material dengan
fleet milik sendiri. Di proyek Kaltim Prima Coal (KPC), volume pemindahan material dengan fleet DEWA meningkat 26,86% yoy menjadi 23,04 juta bcm. Sebaliknya, volume pemindahan material oleh subkontraktor turun 40,43% yoy ke 27,95 juta bcm. Pada proyek Arutmin Indonesia, juga terjadi peningkatan volume pemindahan material dengan fleet DEWA hingga 120% yoy dari sebelumnya 10,38 juta bcm di September 2020 menjadi 22,87 juta bcm di akhir September 2021.
Editor: Tendi Mahadi