KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan menerbitkan
wind green bond pada semester I 2022. Nantinya, dana yang didapatkan dari aksi korporasi ini akan digunakan PGE untuk menambah kapasitas pembangkit panas bumi. Sekretaris Perusahaan Pertamina Geothermal Energy, Muhammad Baron mengatakan, pihaknya selalu mengeksplor jenis-jenis pembiayaan. "Salah satunya melalui pasar modal dan
green bonds, namun kami masih dalami dan proses kajian untuk mengambil keputusan," jelasnya kepada Kontan.co.id, Jumat (19/11). Baron mengatakan, tujuan diterbitkannya obligasi hijau ini untuk menambah kapasitas pembangkit listrik panas bumi.
Sebelumnya,
Chief Financial Officer (CFO) Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah mengatakan, pihaknya terus meningkatkan kapasitas pembangkit listrik panas bumi terpasang untuk memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca di Indonesia sebagai dukungan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada aksi iklim dengan menerapkan program berbasis Environmental, Social, dan Governance (ESG).
Baca Juga: PLN berharap tambahan insentif bagi kendaraan ramah lingkungan “Rencana kami untuk memperluas kapasitas akan mendukung Indonesia mencapai target
net zero emission pada tahun 2060,” ujarnya. Aldriansyah mengungkapkan, PGE berencana menerbitkan sendiri
wind green bond pada semester pertama tahun 2022 selain rencana
green bonds holding perusahaan PT Pertamina yang juga akan dilaksanakan di tahun depan. “
Green bond akan digunakan untuk
refinancing pinjaman konvensional kami yang ada dan juga untuk membiayai rencana belanja modal kami dalam mengembangkan proyek panas bumi baru di Indonesia,” katanya. Dengan inisiatif ini, lanjut dia, PGE berharap dapat menambah hingga 375 MW dari 672 MW kapasitas terpasang saat ini, dalam empat tahun ke depan. “Kami menargetkan total kapasitas terpasang menjadi 1.500 megawatt pada 2030,” kata Aldriansyah. Aldiransyah yakin lewat rencana tersebut, PGE akan berkontribusi signifikan terhadap rencana Pertamina untuk melakukan dekarbonisasi dan mengurangi emisi hingga 30% pada 2030.
Baca Juga: Jokowi minta PLN perjelas grand strategy transisi energi ke EBT Dengan kapasitas pembangkit panas bumi saat ini, PGE dapat mengurangi emisi sekitar 3,5 juta ton karbon dioksida (CO2) pertahun. Dan dengan kapasitas tambahan, Aldriansyah berharap dapat mengurangi emisi lebih lanjut hingga 6 juta ton dalam empat tahun ke depan, dan untuk 12 juta ton pada tahun 2030. Dia yakin rencana pembiayaan, termasuk penerbitan
green bonds tahun depan, dapat mendukung pertumbuhan kapasitas di masa depan yang akan memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan Pertamina melakukan dekarbonisasi. “Hal ini juga sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia terhadap Paris Agreement dan tujuan No.13 dari Sustainable Development Goals (SDGs) mengenai aksi iklim,” tambah Aldriansyah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi