KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah melesunya pasar kayu MDF, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) tetap berupaya memaksimalkan laju bisnisnya di sepanjang tahun ini. Salah satunya lewat penambahan kapasitas produksi MDF Line 2.
Direktur IFII Ang Andri Pribadi mengatakan, fasilitas produksi tambahan MDF Line 2 sudah mulai berproduksi secara komersial sejak bulan Mei 2023. Dengan adanya penambahan kapasitas produksi ini, IFII mengincar pertumbuhan kinerja penjualan dari pencapaian tahun lalu.
“IFII optimistis penjualan akan tumbuh dari pencapaian tahun lalu,” kata Ang Andri, kepada Kontan.co.id, Rabu (4/10) lalu.
Baca Juga: Pasar Global Lesu, Indonesia Fibreboard Industry (IFII) Proyeksikan Kinerja Melambat Sebagai gambaran, bisnis IFII di tahun 2023 mengalami perlambatan akibat menurunnya permintaan dari beberapa negara tujuan utama ekspor, salah satunya Jepang. Maklumlah, Jepang memang merupakan salah satu negara tujuan ekspor perusahaan yang memiliki porsi cukup besar. Kondisi itu terjadi sebagai akibat dari ketidakpastian situasi global saat ini. Hal tersebut tidak hanya berdampak pada IFII saja, namun juga berdampak produsen kayu MDF lain, khususnya di Asia.
Sebagai strategi untuk menghadapi kondisi tersebut, saat ini IFII berfokus pada peningkatan volume produksi untuk pasar ekspor di negara-negara kawasan Timur Tengah yang selama ini tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan kapasitas produksi.
Ang Andri berharap, jumlah volume penjualan yang lebih tinggi dapat menutupi kehilangan margin penjualan dari negara-negara tujuan ekspor Perseroan yang mengalami penurunan.
“Walaupun margin penjualan ekspor ke negaranegara kawasan Timur Tengah lebih rendah daripada negara Jepang ataupun negara lainnya,” lanjutnya.
Selain itu, Ang Andri bilang, IFII selalu berusaha mengambil langkah-langkah antisipasi terhadap kondisi perekonomian global. Beberapa strategi tersebut meliputi,
menganalisa dampaknya terhadap margin perusahaan secara keseluruhan, mencari alternatif pasar lainnya, penggunaan bahan baku, serta menyesuaikan harga jual produk supaya komposisi margin tetap bisa terjaga.
“Meskipun begitu, IFII berusaha agar penjualan dan laba bersih bisa tetap mengalami pertumbuhan yang positif dari tahun sebelumnya,” imbuhnya.
Mengutip laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), penjualan bersih IFII sebenarnya tumbuh tipis 0,47% year on year (YoY) menjadi Rp 409,43 miliar pada semester I-2023. Namun, laba bersih periode berjalan IFII terkoreksi 37,75% YoY menjadi Rp 27,52 miliar pada periode yang sama. Per semester I-2023, mayoritas penjualan bersih IFII ditujukan ke pasar ekspor yakni sebesar Rp 315,97 miliar. Dari jumlah tersebut, sebanyak Rp 155 miliar berupa penjualan MDF ke Jepang. Pasar lokal sendiri berkontribusi sebesar Rp 93,46 miliar terhadap total penjualan bersih IFII di periode tersebut.
Baca Juga: Meski Melambat, IFII Tetap Berupaya Capai Pertumbuhan Bisnis yang Positif Tahun Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat