KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sumi Indo Kabel Tbk (
IKBI) menyatakan pihaknya menyiapkan total investasi sebesar US$ 10 juta dalam produksi kabel tegangan menengah dan tegangan rendah tahun ini. Wakil Direktur Utama IKBI, Sulim Herman Limbono menjelaskan kapasitas produksi kabel tegangan menengah akan menjadi dua kali lipat. "Kapasitas produksi kabel tegangan menengah akan menjadi dua kali lipat atau ditambah 100%. Lalu, tidak ada perubahan kapasitas produksi kabel tegangan rendah dan
automobile. Adapun jumlah investasi adalah sebesar US$10 juta," jelasnya saat dihubungi Kontan, Kamis (30/9).
Pihaknya melanjutkan, line produksi baru kabel tegangan menengah tersebut akan mulai diproduksi secara massal pada akhir tahun 2021. IKBI berharap, langkah tersebut akan memperkuat daya saing perseroan dalam bisnis kabel. Sementara itu, melihat laporan keuangan IKBI per Juni 2021, pihaknya mengantongi penjualan sebesar US$51,116 juta atau melonjak 78,57% dibandingkan periode yang sama tahun 2020 di angka US$ 28,57 juta. Kontribusi penjualan ekspor masih menyumbang pendapatan tertinggi yaitu US$ 41,628 juta. Angka tersebut meningkat signifikan 101,27% dari perolehan tahun lalu di angka US$20,682 juta. Sementara penjualan lokal menyumbang angka US$ 9,488 juta dari US$ 7,942 juta atau meningkat 19,46%. Pihaknya juga tercatat bisa membalik kerugian dari US$ 555,02 ribu menjadi laba periode berjalan sebesar US$ 954,110 ribu dari periode yang sama tahun lalu.
Baca Juga: Sumi Indo Kabel (IKBI) merugi US$ 1,69 juta hingga September 2020 Lebih lanjut, IKBI juga telah merealisasikan 80% dana capexnya. Namun demikian, pihaknya tidak membuka jumlah dana capex yang dialokasikan tahun ini. "Kami sudah menyerap 80% dana capex yang disiapkan. Adapun penggunaannya atau alokasi untuk lini produksi baru, perawatan, pembelian
parts dan bangunan,"sambungnya. IKBI melihat prospek bisnis tahun ini lebih positif dan memasang target penjualan neto sebesar US$ 260 juta dan laba sebelum pajak di angka US$ 4,0 juta. Pihaknya memproyeksi pada 2021, permintaan pasar diperkirakan masih rendah karena pemulihan ekonomi yang melambat akibat Covid-19. Hal ini terasa pada semester I 2021 dan persaingan pasar akan lebih berat dari sebelumnya.
Hal ini juga akan berimbas pada permintaan kabel listrik di Indonesia diperkirakan melemah pada semester pertama tahun fiskal 2021. "Namun diharapkan permintaan mulai pulih pada semester kedua jika pemerintah Indonesia berhasil mengendalikan peningkatan jumlah orang baru yang terinfeksi COVID-19," tambahnya. Dengan mempertimbangkan pengalaman, lanjut Sulim, IKBI berharap pertumbuhan penjualan di bisnis infrastruktur domestik seperti pasokan listrik dan transportasi, dan tetap kompetitif dalam bisnis ekspor ke pasar ASEAN, Timur Tengah dan Jepang. "Pada awal tahun fiskal 2020, Perseroan menahan proyeksi penjualan neto dan laba sebelum beban pajak tahun berjalan karena ketidakpastian akibat penyebaran COVID-19. Akibatnya, penjualan neto mencapai US$ 150 juta dan rugi sebelum pajak sebesar US$ 1,6 juta. Kami berharap semester II 2021 akan menjadi lebih baik dari tahun lalu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .