Tambah konsesi jalan tol, Astra Infra fokus membidik tol Trans Jawa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Astra Infra masih berkomitmen melakukan ekspansi di bisnis jalan tol. Perusahaan ini tengah gencar melakukan pembicaraan dengan beberapa pihak untuk mencari kesempatan menambah konsesi jalan tol.

Dalam rencana menambah konsesi, Astra Infra membuka diri mencari peluang baik lewat akuisisi atau pun lewat tender-tender ruas tol baru. Adapun total konsesi jalan bebas hambatan Astra Infra sudah mencapai 353,3 kilometer (km) hingga saat ini yang terdiri dari enam ruas. Astra Infra menargetkan bisa menguasai 500 km jalan tol sampai tahun 2019.

Presiden Direktur Astra Infra Djap Tet Fa mengatakan, proses pembicaraan untuk menambah konsesi baru tengah difokuskan di jaringan tol Trans Jawa. "Kami memang masih fokus di Trans Jawa. Saat ini progres pembicaraan yang ada di pipeline masih dalam tahap diskusi internal dan sedang kami analisis." kata Djap di Jakarta, Selasa (27/11).


Selain itu, Astra Infra juga merencanakan membangun jalan tol akses Bandara Kertajati sepanjang 4 km. Djap bilang, pihaknya tinggal menunggu keputusan final dari Bina Marga untuk memulai pembangunan tol tersebut. Pasalnya, Astra Infra sudah mengajukan proposal kepada Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) dan detail engineering design proyek itu dan sudah disetujui secara prinsip.

Tol akses Bandara International Jawa Barat (BIJB) tersebut nantinya akan tersambung dengan tol Cikopo-Palimanan yang juga dimiliki Astra Infra. Total kebutuhan lahan untuk membangun tol tersebut sekitar 35 hektare (ha). Proyek itu nantinya akan memiliki simpang susun atau interchange sehingga total panjang lintasannya akan mencapai 6 km.

Astra Infra menargetkan pembangunan akses bandara itu bisa dilakukan tahun depan atau tahun 2020 tergantung dari keputusan pemerintah. Semakin cepat keputusan pemerintah keluar maka semakin cepat pula proyek tersebut bisa mulai dibangun.

Meskipun Astra Infra masih akan gencar berinvestasi di jalan tol, Djap belum bisa menyebutkan total belanja modal (capital expenditure/capex) yang disiapkan untuk 2019. Pasalnya, belum ada kepastian untuk mendapatkan ruas-ruas tol yang sedang diincar.

"Nilai capex akan tergantung target yang akan kami raih. Saat ini, belum ada sesatu yang fixed baik di jalan tol maupun rencana untuk masuk jadi operator Patimban sehingga kami belum bisa menganggarkan capex. Semua masih menunggu." kata Djap.

Sementara sepanjang tahun ini, Astra Infra sudah menyerap belanja modal sekitar Rp 3 triliunan yang digunakan untuk melanjutkan pembangunan konstruksi tol eksisting dan melunasi pembayaran akusisisi tol Cipali.

Adapun keenam ruas tol yang dimiliki Astra Infra saat ini yakni Tangerang-Merak sepanjang 72,4 km, Cipali dengan panjang 116,8 km, Semarang-Solo 72,6 km, Jombang-Mojokerto 40,5 km, Kunciran-Serpong 11,2 km, dan Serpong-Balaraja 39,8 km.

Tol Kunciran-Serpong masih dalam proses pembebasan lahan hingga saat ini. Astra Infra menargetkan pembangunan ruas ini akan dimulai semester II 2019. Begitu juga dengan tol Serpong-Balaraja masih dalam proses pembebasan lahan. Progres pembebasan lahan untuk seksi pertamanya masih 83% atau sekitar 5,3 km sehingga konstruksinya ditargetkan baru akan mulai tahun 2020.

Tol Tangerang-Merak dan Cipali sudah beroperasi penuh. Per Oktober 2018, lalu lintas kendaraan di kedua ruas itu tumbuh masing-masing 3% year on year (yoy) dan 4%. Tol Jombang-Mojokerto sudah beroperasi tiga seksi dengan pertumbuhan traffic 200% dan seksi keempat ditargetkan beroperasi awal 2019.

Adapun trafik tol Semarang-Solo tumbuh sekitar 7%. Dari lima seksi jalan tol tersebut, baru beroperasi tiga seksi. "Jadi secara rata-rata lalu litas harian tol kami tumbuh sekitar 10%. Kalau Jombang-Mojokerto tumbuhnya signifikan karena ada penambahan seksi yang baru beoperasi akhir tahun lalu." jelas Djap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat