JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo harus mempercepat penghitungan Sisa Anggaran Lebih (SAL) penggunaan dana di kementerian dan lembaga tahun 2010 ini. Tujuannya, agar pemerintah bisa mempercepat penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Sebab, jatah BBM subsidi tahun ini dipastikan kurang.Catatan saja, hingga awal November ini kuota premium tinggal 2,5 juta kilo liter (KL). Sementara, untuk solar tinggal 500.000 KL. Dengan jumlah ini, dipastikan akan terjadi kekurangan BBM bersubsidi. Sebab, kebutuhan BBM premium per bulan mencapai 2 juta KL.Sebenarnya, sejak September kemarin, kebutuhan BBM subsidi diperkirakan akan melebihi kuota. Tahun ini, kuota BBM subsidi sebesar 36,5 juta KL. Diperkirakan, hingga akhir tahun, kuota BBM bakal membengkak di kisaran 39 juta KL.Untuk mengatasi kekurangan itu, September kemarin, DPR dan pemerintah sudah menambah alokasi BBM subsidi. Hanya saja, penambahan saat itu tidak menggunakan anggaran baru. Melainkan memanfaatkan selisih harga patokan minyak di APBN atau Indonesia Crude Price (ICP) 2010 dengan harga riil di dunia.Namun, belakangan strategi itu tidak bisa diterapkan. Sebab, harga minyak di dunia sudah melebihi ICP. Di APBN 2010, ICP hanya US$ 80 per barel, tapi Awal November kemarin, harga minyak dunia sudah menembus US$ 82 per barel. "Meski ICP sudah terlewati, pemerintah tetap berkewajiban memenuhi kebutuhan BBM subsidi," kata Anggota Komisi Energi (VII) DPR, Satya W Yudha, Selasa (23/10).Satu-satunya cara menambah kuota tersebut adalah menambah anggaran BBM subsidi. Itu hanya bisa dilakukan dengan memanfaatkan SAL 2010. "Pemerintah tidak bisa menggunakan dana lain lagi, karena APBN 2010 Perubahan sudah disetujui," jelas Satya.Makanya, dengan konsidi kuota BBM subsidi yang makin menipis, pemerintah harus mempercepat menghitung SAL. Dengan demikian, pemerintah bisa segera menambah anggaran BBM subsidi. "Kalau tidak segera dilakukan, bisa menimbulkan kelangkaan BBM subsidi," terang Satya.Dari pantuannya, saat ini sudah ada sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan tersebut. "Di Papua, harga BBM subsidi malah sudah diatas Rp 12.000 per liter," kata Satya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tambah kuota subsidi BBM, pemerintah harus percepat penghitungan SAL
JAKARTA. Menteri Keuangan Agus Martowardojo harus mempercepat penghitungan Sisa Anggaran Lebih (SAL) penggunaan dana di kementerian dan lembaga tahun 2010 ini. Tujuannya, agar pemerintah bisa mempercepat penambahan kuota bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Sebab, jatah BBM subsidi tahun ini dipastikan kurang.Catatan saja, hingga awal November ini kuota premium tinggal 2,5 juta kilo liter (KL). Sementara, untuk solar tinggal 500.000 KL. Dengan jumlah ini, dipastikan akan terjadi kekurangan BBM bersubsidi. Sebab, kebutuhan BBM premium per bulan mencapai 2 juta KL.Sebenarnya, sejak September kemarin, kebutuhan BBM subsidi diperkirakan akan melebihi kuota. Tahun ini, kuota BBM subsidi sebesar 36,5 juta KL. Diperkirakan, hingga akhir tahun, kuota BBM bakal membengkak di kisaran 39 juta KL.Untuk mengatasi kekurangan itu, September kemarin, DPR dan pemerintah sudah menambah alokasi BBM subsidi. Hanya saja, penambahan saat itu tidak menggunakan anggaran baru. Melainkan memanfaatkan selisih harga patokan minyak di APBN atau Indonesia Crude Price (ICP) 2010 dengan harga riil di dunia.Namun, belakangan strategi itu tidak bisa diterapkan. Sebab, harga minyak di dunia sudah melebihi ICP. Di APBN 2010, ICP hanya US$ 80 per barel, tapi Awal November kemarin, harga minyak dunia sudah menembus US$ 82 per barel. "Meski ICP sudah terlewati, pemerintah tetap berkewajiban memenuhi kebutuhan BBM subsidi," kata Anggota Komisi Energi (VII) DPR, Satya W Yudha, Selasa (23/10).Satu-satunya cara menambah kuota tersebut adalah menambah anggaran BBM subsidi. Itu hanya bisa dilakukan dengan memanfaatkan SAL 2010. "Pemerintah tidak bisa menggunakan dana lain lagi, karena APBN 2010 Perubahan sudah disetujui," jelas Satya.Makanya, dengan konsidi kuota BBM subsidi yang makin menipis, pemerintah harus mempercepat menghitung SAL. Dengan demikian, pemerintah bisa segera menambah anggaran BBM subsidi. "Kalau tidak segera dilakukan, bisa menimbulkan kelangkaan BBM subsidi," terang Satya.Dari pantuannya, saat ini sudah ada sejumlah daerah yang mengalami kelangkaan tersebut. "Di Papua, harga BBM subsidi malah sudah diatas Rp 12.000 per liter," kata Satya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News