JAKARTA. PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) terus menambah cadangan lahan. Aksi paling anyar BEST mengakuisisi lahan seluas 90 hektare (ha) milik PT Nusa Raya Miratama, perusahaan afiliasi dengan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Namun, manajemen BEST belum mengumumkan, secara resmi nilai transaksi di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi. BEST berencana memanfaatkan lahan gudang dan mengembangkan bisnis logistik. Rumor beredar, harga akuisisi lahan ini sekitar US$ 200 per m². Jika rumor ini benar, analis BNI Securities Thendra Crisnanda menilai harga tersebut sangat premium. Sebab, berdasarkan riset Cushman & Wakefield Indonesia, harga rata-rata lahan di sana sekitar Rp 627.825 per m².
Sementara, menurut informasi analis Trimegah Securities Melvina Wildasari, lahan hasil akuisisi BEST di harga Rp 1 juta per m². Alhasil, total transaksi Rp 900 miliar. Dia melihat, nilai transaksi tergolong premium. Namun, menurut Melvina, akuisisi masih menarik karena harga jual rata-rata lahan BEST di 2013 cukup tinggi, yakni US$ 168-US$ 170 per m². "Perusahaan masih bisa memperoleh untung US$ 68-US$ 70 per meter," ujar Melvina. Meski demikian, kontribusi akuisisi lahan baru terhadap net asset value (NAV) BEST tak terlalu besar. Kalkulasi Melvin, lahan baru hanya berkontribusi 7% terhadap NAV. Analis Indo Premier Securities Alice Lie, dalam riset pada 22 Maret 2013, menulis, transaksi akuisisi afiliasi tersebut di atas 285% dari harga wajar. Namun, dia yakin, akuisisi ini bisa mengangkat revalued net asset value (RNAV) 11% jadi Rp 1.311 per saham. Meski demikian, Thendra melihat, dana kas BEST tidak cukup mendanai akuisisi. Dana kas per akhir 2012 sekitar Rp 582 miliar. Karena itu, BEST membutuhkan pendanaan eksternal misalnya obligasi. Sebab, hitungan Thendra, posisi debt to equity ratio (DER) BEST di 2012 sekitar 0,12 kali. Bila BEST menambah beban utang Rp 1,7 triliun untuk akuisisi lahan 90 ha itu, DER BEST naik menjadi 1,08 kali. Namun, kesehatan keuangan BEST masih baik. Melvina menghitung, penambahan 90 ha lahan baru akan menambah cadangan lahan BEST menjadi 906 ha. Ini membuat BEST menjadi emiten industrial estate dengan cadangan lahan terbesar. Melvina pun yakin, bisnis menyewakan gudang cukup bagus karena menambah pendapatan berkelanjutan BEST. "Akuisisi ini baik bagi bisnis BEST ke depan," ujar dia.
Kinerja di tahun 2012 yang cukup melesat diproyeksi masih akan berlanjut di tahun ini. Melvina memperkirakan, BEST akan membukukan laba bersih Rp 834 miliar tahun ini, melejit 77,4% dari realisasi 2012. Proyeksi Thendra, tahun ini, pendapatan BEST bisa tumbuh 45,08% menjadi Rp 1,4 triliun. Sementara, laba bersih bisa naik 68,4% menjadi Rp 800 miliar. Thendra dan Melvina pun merekomendasi beli saham BEST. Thendra masih merevisi target harga saham BEST. Sementara Melvina menargetkan di Rp 1.070. Artinya, price to earning ratio 8 kali. Analis Bahana Securities Natalia Sutanto, dalam risetnya Jumat (22/3), merekomendasikan beli dengan target Rp 1.070. Alice juga menyarankan beli saham BEST dengan target harga Rp 1.120 per saham. Senin (25/3) harga saham BEST ditutup menguat 4,3% di Rp 970 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana