KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten properti PT Metropolitan Land Tbk (
MTLA) masih terus akan menambah lahan seiring dengan rencana ekspansi yang dijalankan. Direktur MTLA Olivia Surodjo menuturkan Perseroan masih terus menggenapi lahan-lahan di proyek berjalan seperti di Metland Cibitung dan Kertajati. "Kami masih menggenapi lahan-lahan di proyek berjalan seperti di Metland Cibitung dan Kertajati dengan nilai akuisisi lahan sampai dengan Mei 2023 sekitar Rp 130 miliar," tuturnya kepada Kontan, belum lama ini.
Lebih lanjut dia menyebutkan, saat ini Metland memiliki persediaan lahan atau
landbank seluas 912 hektare dan per 30 September 2022 lalu MTLA mencatat total luas tanah yang telah diakuisisi mencapai 1.222 hektare.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Sebut Pasar Properti Tanah Air Masih Cukup Baik Tahun Ini Lokasi tersebut meliputi tujuh proyek yang sedang dijalanlan, di antaranya adalah, Metland Cileungsi seluas 134 hektare, Metland Transyogi seluas 135 hektare, Metland Tambun seluas 37 hektare, Metland Cyber seluas 63 hektare, Metland Puri & Riviera seluas 62 hektare, dan Metland Menteng & Wisteria seluas 138 hektare. Metland Kertajati seluas 266 hektare, Metland Cikarang seluas 160 hektare, dan Metland Cibitung seluas 226 hektare. Sebagai informasi, tahun ini Metropolitan Land mengalokasikan dana capex senilai total Rp 700 miliar. "Hingga Mei 2023 MTLA sudah mengeluarkan capex sebesar Rp 243 miliar atau sekitar sebesar 35% dari 700 miliar capex yang dianggarkan. Sebagian besar digunakan untuk akuisisi lahan, pembangunan infrastruktur proyek berjalan dan pembangunan proyek baru," jelas Olivia lagi. Olivia menyebutkan bahwa penjualan residensial saat ini masih cukup baik, terlepas adanya kabar buruknya kondisi pasar properti di luar Indonesia akibat peningkatan suku bunga acuan bank sentral.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Putuskan Tebar Dividen, Cek Besarannya Olivia menyebutkan, kondisi penjualan residensial sebagai tempat tinggal di Indonesia masih ditunjang dengan pemberian program KPR dengan bunga rata-rata masih di bawah 10% untuk tenor 10 tahun. Program ini dinilai masih menarik untuk pembeli. Tak hanya itu, pihak pengembang atau developer juga turut memberikan subsidi biaya-biaya KPR sehingga dapat meringankan pembeli. "Jadi efek penurunan pasar properti di luar, masih belum terlalu terasa untuk rumah untuk dihuni di Indonesia.
Cashflow MTLA jg masih cukup terjaga karena tidak ada pinjaman luar negeri," tegasnya.
Dengan demikian, Olivia mengakui hanya akan terus memberikan kemudahan kepada konsumen dalam memiliki hunian, sebagai bentuk antisipasi.
Baca Juga: Metropolitan Land (MTLA) Sudah Realisasikan Capex Rp 155 Miliar hingga Kuartal I MTLA memberikan program untuk meringankan pembelian rumah mulai dari subsidi DP, bebas biaya surat-surat hingga biaya KPR sehingga pembayaran di awal sebelum akad tidak memberatkan. "Di samping itu MTLA juga menawarkan produk-produk hunian compact dan sistem rumah tumbuh agar konsumen bisa membeli rumahnya dulu baru melakukan penambahan ruangan di kemudian hari jika diperlukan," jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli