JAKARTA. Di tengah tren koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sejak akhir tahun lalu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mampu menjaga pendapatannya agar tidak menurun tajam. Memasuki tahun 2017, pasca berakhirnya masa El Nino yang terjadi sepanjang tahun 2015-2016, para pelaku industri sawit mulai memperbaiki kondisi lahan tanamnya, tak terkecuali SGRO. Hal tersebut mendorong SGRO untuk melakukan ekspansi lahan tanam pada tahun ini. Hingga Maret 2017, SGRO sudah menambah seluas 2.000 hektare wilayah tanam, terdiri dari 700 hektare perkebunan sawit dan 1.300 hektare perkebunan karet. Artinya, pada periode tersebut, lahan tanam SGRO sudah mencapai 63.000 hektare. Perusahaan perkebunan ini menargetkan pertambahan luas perkebunan sawit antara 4.000-6.000 hektare.
Tambah lahan, pendapatan SGRO akan naik
JAKARTA. Di tengah tren koreksi harga minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sejak akhir tahun lalu, PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) mampu menjaga pendapatannya agar tidak menurun tajam. Memasuki tahun 2017, pasca berakhirnya masa El Nino yang terjadi sepanjang tahun 2015-2016, para pelaku industri sawit mulai memperbaiki kondisi lahan tanamnya, tak terkecuali SGRO. Hal tersebut mendorong SGRO untuk melakukan ekspansi lahan tanam pada tahun ini. Hingga Maret 2017, SGRO sudah menambah seluas 2.000 hektare wilayah tanam, terdiri dari 700 hektare perkebunan sawit dan 1.300 hektare perkebunan karet. Artinya, pada periode tersebut, lahan tanam SGRO sudah mencapai 63.000 hektare. Perusahaan perkebunan ini menargetkan pertambahan luas perkebunan sawit antara 4.000-6.000 hektare.