Tambah mesin, Cottonindo Ariesta (KPAS) siapkan capex hingga Rp 15 miliar tahun depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang untuk mengekspor kapas dinilai menggiurkan bagi PT Cottonindo Ariesta Tbk. Emiten berkode KPAS ini rencananya akan menyasar pasar baru yang potensial di luar negeri.

Seperti yang diketahui, perseroan memang berencana untuk menggenjot ekspor kapas setengah jadi atau yang disebut bleach cotton yang terdiri dari sliver dan spunlache di tahun 2019. Saat ini kontribusi ekspor kapas setengah jadi terhadap pendapatan perusahaan sebesar 10%.

Johan Kurniawan, Sekretaris Perusahaan KPAS optimis tahun depan penjualan ekspor bakal bertumbuh dua kali lipat. "Tahun depan peluang ekspor akan ditingkatkan antara 100% - 150%, perseroan menambah negara tujuan ekspor di Asia Pasifik seperti China, Korea, dan Jepang," terangnya kepada Kontan.co.id, Selasa (27/11).


Pilihan kepada negara tersebut jatuh sebab perseroan menilai ada permintaan yang cukup besar di kawasan itu. Sebelumnya importir Korea Selatan pada awal bulan November 2018 dikabarkan telah datang langsung untuk kunjungi pabrik KPAS di Subang dan membicarakan strategi bisnis jangka panjang.

Perseroan sebenarnya sudah punya pengalaman yang cukup panjang dalam melakukan ekspor ke mancanegara sejak tahun 2006. Tercatat beberapa negara seperti Rusia, Arab Saudi, Abu Dhabi, China dan Taiwan dan Vietnam pernah dijajal oleh produk KPAS.

Untuk itu di tahun 2019, perseroan bakal menambah mesin produksi yang baru dengan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex). "Perusahaan akan menambahkan capek dikisaran Rp 10 miliar - Rp 15 miliar di tahun depan," sebut Johan.

Dalam prospektus disebutkan bahwa di tahun depan, perusahaan akan menambah satu set mesin Bleeching Cotton merek Galvanin dari Vicenza, Italia dengan target untuk bisa beroperasi secara maksimal berkisar dari 8 bulan hingga 10 bulan. Dana yang dianggarkan untuk pembelian mesin baru berasal dari hasil penawaran umum alias Initial Public Offering (IPO) perseroan ditahun ini yang senilai Rp 30 miliar.

Selain itu KPAS juga berencana melakukan pembangunan pabrik baru yang juga diambil dari dana tersebut. Perseroan telah menggunakan sebagian dana untuk membeli tanah seluas 5 hektare yang terletak di Purwadadi, Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Asal tahu saja, saat ini luas pabrik perusahaan yang eksisting terletak di Jl. Raya Cipeundeuy, Subang, Jawa Barat seluas 2,3 hektare. Kapasitas produksinya sebesar 115 ton per bulan dengan utilitas mencapai 90% atau sekitar 100 ton hingga 105 ton sebulan.

Diharapkan dengan adanya mesin baru ini di tahun depan KPAS dapat mengalami peningkatan kapasitas 30%-50% dibandingkan saat ini. Johan mengharapkan agar pemerintah dapat lebih memperhatikan industri ini. "Karena produk hulu dari industri kapas dapat diekspor, sehingga dapat membantu mendatangkan Devisa juga buat negara," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .