Genjot produksi, Aqua mau tambah 10 pabrik lagi



JAKARTA. Produsen air minum kemasan terbesar di Indonesia Danone Aqua berencana menggandakan kapasitas produksi tahunan sebanyak 20 miliar liter dalam 3-5 tahun ke depan. Rencana ini dilakukan untuk menangkis naiknya persaingan dan memenuhi lonjakan permintaan.

Langkah bisnis Danone Aqua itu disampaikan oleh Charlie Cappetti, Presiden Direktur Danone Aqua yang dikutip KONTAN dari Reuters, Kamis (8/5). Keputusan Danone itu menyusul sengitnya persaiangan dengan kompetitor di Indonesia.

Sebagaimana diketahui, salah satu perusahaan makanan dan minuman global, termasuk Asahi Group Holdings Ltd dan Coca - Cola Co kian ekspansif di Indonesia.  


Saat ini, perusahaan asal Prancis itu menguasai 40% pasar air minum kemasan di Indonesia. Selain mengembangkan merek yang sudah ada, Danone Aqua berencana meluncurkan produk baru guna meningkatkan pangsa pasarnya.

Saat ini, Danone Aqua berinvestasi sekitar US$ 100 juta per tahun di Indonesia dan mengoperasikan 17 pabrik Aqua Dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan, Aqua berencana untuk membuka 10 pabrik lagi.

"Pasar Indonesia berubah dengan cepat. Investor Jepang sudah datang dan ada banyak dana yang mau investasi dan masuk pasar air kemasan," kata Cappetti. Menurutnya, banyak orang mulai menemukan peluang bisnis air minum di Indonesia.

Pada Oktober tahun lalu, Asahi asal Jepang memutuskan membuat perusahaan air minum kemasan bersama dengan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

Gabungan dua kekuatan bisnis itu dilakukan untuk menyaingi merek mapan yang saat ini dikuasai Danone dengan mertek Aqua. Selain Aqua, ada merek milik AdeS milik Coca – Cola yang juga sudah terbilang mapan juga.

Konsultan pasar Euromonitor International memproyeksikan, tahun 2018 nanti, nilai pasar air minum kemasan Indonesia melonjak 66,1% menjadi Rp 44,9 triliun atau setara dengan US$ 3,9 miliar.

"Pasar air kemasan di Indonesia meningkat karena ada persaingan dan naiknya tingkat konsumsi air kemasan," kata Janice Wung, analis riset untuk energi dan lingkungan di konsultan Frost & Sullivan.

Tak Ada Kampanye Anti botol Air

Salah satu penyebab naiknya pasar air minum kemasan di Indonesia adalah, masyarakatnya yang permisif terhadap kemasan. "Kampanye anti botol air hampir tidak ada, bandingkan dengan Amerika Serikat dan Eropa yang sangat menentang kemasan air plastik,” kata Wung.

Maka itu kata Wung, tak adanya kampanye negatif membuat industri air kemasan di Indonesia berkembang dengan pesat dan mengurungkan perusahaan air minum global. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri