Tambah train load station, PTBA bidik volume produksi mencapai 50 juta ton pada 2022



KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. PT Bukit Asam Tbk (PTBA, anggota indeks Kompas100) akan terus melakukan ekspansi. Pada tahun 2022, PTBA menargetkan volume produksi batu bara di Tanjung Enim akan mencapai 50 juta ton. Hal ini sejalan dengan target beroperasinya PLTU Bangko Tengah Blok A dan penambahan train load station (TLS).

"Setelah itu (unit PLTU) konsumsi batu bara besar sehingga produksi juga bertambah besar, disamping itu, kapasitas train loading station ada tambahan juga," jelas Manajer Perencanaan Operasional Harian Suratman saat kunjungan di lokasi tambang, Jumat (5/7).

Adapun penambahan volume produksi tersebut akan dilaksanakan bertahap. Tahun ini, PTBA menargetkan volume produksi mencapai 27,3 juta ton, kemudian meningkat di tahun 2020 di kisaran 31 juta ton dan 2021 menjadi 32 juta ton.


PLTU Bangko Tengah Blok A direncanakan akan beroperasi paling cepat 2021 atau paling lama 2020. PLTU tersebut berkapasitas 2x620 MW dengan kebutuhan batu bara sebesar 5,4 juta ton. Sementara itu, TLS ditargetkan akan beroperasi pada awal 2021.

"Sekarang masih konstruksi, diharapkan awal 2021 sudah beroperasi. Secara detil silahkan ke sekretaris perusahaan," jelas Suratman.

Saat ini PTBA sebenarnya memiliki empat PLTS dengan kapasitas sekitar 500.000 ton per bulan. Sehingga dengan penambahan satu PLTS lagi, PTBA bisa memuat sekitar 2,5 juta ton per bulan. Dengan peningkatan tersebut maka nantinya volume pengangkutan juga akan bertambah. 

Selama ini, pengangkutan batu bara PTBA menggunakan kereta api per bulan mencapai 2 juta ton, diharapkan dengan penambahan tersebut bisa mencapai 2,5 juta ton pengangkutan.

Adapun saat ini, unit pertambangan Tanjung Enim memiliki cadangan batu bara sebesar 2,8 miliar ton.

Selain itu, PTBA juga hampir selesai melakukan relokasi aset miliknya di atas lokasi penambangan yaitu Bangko Tengah. Hal ini dilakukan untuk melakukan penambangan batu bara berkalori tinggi di wilayah seluas sekitar 8 hingga 10 hektar yang masih jadi pemukiman tersebut.

"Di situ ada kompleks pemukiman pejabat PTBA. Saat ini sisa 32 keluarga dan dijadwalkan 31 Juli ini sudah pindah ke rumah baru," jelas dia.

Untuk itu, proses pengerukan batu bara sudah dilakukan secara bertahap sejak tahun ini.

Dalam kunjungan ke lokasi penambangan tersebut, PTBA juga menunjukkan beberapa program CSR yang telah dilaksanakan. Salah satunya adalah pembudidayaan tanaman untuk ditanam kembali ke lokasi bekas penambangan. Tanaman tersebut antara lain kayu putih dan akasia. Untuk kayu putih, anak perusahaan PTBA melakukan penyulingan sendiri. 

Sedangkan tanaman lain, selain ditanam di bekas lokasi penambangan, mereka juga menyediakan untuk kebutuhan kelompok masyarakat yang tinggal di dekat area tanah PTBA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi