JAKARTA. Penambahan kuota BBM (bahan bakar minyak) subsidi sebesar 4 juta kilo liter tersebut diperkirakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membutuhkan tambahan anggaran Rp 15 triliun dari APBN. Surat penambahan kuota BBM subsidi tersebut sudah dikirim Kementerian ESDM ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) namun masih belum dibalas. Menurut Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini jika melakukan pembatasan pemakaian BBM subsidi itu mekanismenya susah. Dia mengatakan biar pasar saja yang menentukan, mau pilih BBM subsidi atau tidak. "Jadi kalau harus melarang, membatasi ujung-ujungnya susah. Lakukan saja berdasarkan pilihan masyarakat mau pilih premium atau pertamax. Saya lebih sukanya lewat pasar, biar pasar yang menentukan," kata Rudi, Senin (10/9) Rudi mengatakan silakan saja jika BPH Migas ingin melakukan aturan pembatasan bagi mobil mewah karena BPH mempunyai kewenangan tersebut. Tapi dia pesimistis jika menggunakan cara tersebut. "Kalau harga BBM subsidi tidak disesuaikan ya berarti anggaran APBN yang harus ditambah. Jika naik Rp 6.000 saja dengan naik Rp 500 per kuartal," tutur Rudi. Sementara itu menurut Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution setiap kenaikan BBM subsidi Rp 1.000 akan menaikkan inflasi sebanyak 0,3%. Sedangkan menurut Menteri ESDM Jero Wacik disparitas harga BBM subsidi dan BBM non subsidi yang menjadi biang kerok permasalahan. Dengan begitu banyak peluang diselundupkan."Selama harga premium Rp 4.500,- ilmu apa pun akan tetap berat. Disparitas yang menyumbang paling besar efeknya," ujar Jero. Jero menyebut jika usaha pemerintah untuk menghemat sukses dapat menghemat BBM subsidi sebesar 2 juta kiloliter. Tapi angka tersebut tidak berarti apa-apa karena pemerintah tetap akan menambah tambahan kuota subsidi BBM sebanyak 4 juta kilo liter. Itu pun sudah dengan asumsi pemerintah dapat melakukan penghematan 4 juta kilo liter. Menurut data Kementerian ESDM, kebutuhan BBM subsidi sepanjang tahun 2012 sebesar 45,26 juta kilo liter. Jika penghematan bisa dilakukan menjadi 44,04 juta kilo liter. Sedangkan untuk kebutuhan 2013 sebesar 48,76 kilo liter dan kalau berhasil melakukan penghematan menjadi 46,01 juta kilo liter.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tambahan kuota subsidi BBM butuh dana Rp 15 T
JAKARTA. Penambahan kuota BBM (bahan bakar minyak) subsidi sebesar 4 juta kilo liter tersebut diperkirakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membutuhkan tambahan anggaran Rp 15 triliun dari APBN. Surat penambahan kuota BBM subsidi tersebut sudah dikirim Kementerian ESDM ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) namun masih belum dibalas. Menurut Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini jika melakukan pembatasan pemakaian BBM subsidi itu mekanismenya susah. Dia mengatakan biar pasar saja yang menentukan, mau pilih BBM subsidi atau tidak. "Jadi kalau harus melarang, membatasi ujung-ujungnya susah. Lakukan saja berdasarkan pilihan masyarakat mau pilih premium atau pertamax. Saya lebih sukanya lewat pasar, biar pasar yang menentukan," kata Rudi, Senin (10/9) Rudi mengatakan silakan saja jika BPH Migas ingin melakukan aturan pembatasan bagi mobil mewah karena BPH mempunyai kewenangan tersebut. Tapi dia pesimistis jika menggunakan cara tersebut. "Kalau harga BBM subsidi tidak disesuaikan ya berarti anggaran APBN yang harus ditambah. Jika naik Rp 6.000 saja dengan naik Rp 500 per kuartal," tutur Rudi. Sementara itu menurut Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution setiap kenaikan BBM subsidi Rp 1.000 akan menaikkan inflasi sebanyak 0,3%. Sedangkan menurut Menteri ESDM Jero Wacik disparitas harga BBM subsidi dan BBM non subsidi yang menjadi biang kerok permasalahan. Dengan begitu banyak peluang diselundupkan."Selama harga premium Rp 4.500,- ilmu apa pun akan tetap berat. Disparitas yang menyumbang paling besar efeknya," ujar Jero. Jero menyebut jika usaha pemerintah untuk menghemat sukses dapat menghemat BBM subsidi sebesar 2 juta kiloliter. Tapi angka tersebut tidak berarti apa-apa karena pemerintah tetap akan menambah tambahan kuota subsidi BBM sebanyak 4 juta kilo liter. Itu pun sudah dengan asumsi pemerintah dapat melakukan penghematan 4 juta kilo liter. Menurut data Kementerian ESDM, kebutuhan BBM subsidi sepanjang tahun 2012 sebesar 45,26 juta kilo liter. Jika penghematan bisa dilakukan menjadi 44,04 juta kilo liter. Sedangkan untuk kebutuhan 2013 sebesar 48,76 kilo liter dan kalau berhasil melakukan penghematan menjadi 46,01 juta kilo liter.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News