JAKARTA. Badan Anggaran (Banggar) DPR dan Pemerintah menyepakati tambahan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 2,438 triliun dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2017. Dengan demikian, anggaran PMN tahun ini naik menjadi Rp 6,38 triliun. Kenaikan tersebut, berasal dari tambahan PMN untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 2 triliun. Sementara Rp 379,3 miliar sisanya adalah tambahan PMN untuk PT Djakarta Lloyd. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, tambahan PMN untuk PT KAI tersebut dalam rangka menambah kebutuhan sarana LRT Jabodetabek. Sementara tambahan PMN untuk PT Djakarta LLoyd dalam rangka kemampuan perusahaan untuk melakukan leverage menambah modal kerja.
Tambahan PMN BUMN disetujui, tetapi dengan catatan
JAKARTA. Badan Anggaran (Banggar) DPR dan Pemerintah menyepakati tambahan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 2,438 triliun dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBN-P) 2017. Dengan demikian, anggaran PMN tahun ini naik menjadi Rp 6,38 triliun. Kenaikan tersebut, berasal dari tambahan PMN untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp 2 triliun. Sementara Rp 379,3 miliar sisanya adalah tambahan PMN untuk PT Djakarta Lloyd. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemkeu) Suahasil Nazara mengatakan, tambahan PMN untuk PT KAI tersebut dalam rangka menambah kebutuhan sarana LRT Jabodetabek. Sementara tambahan PMN untuk PT Djakarta LLoyd dalam rangka kemampuan perusahaan untuk melakukan leverage menambah modal kerja.