Tambang batubara terdampak banjir, Arutmin: Sedang recovery belum full capacity



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banjir yang merendam Kalimantan Selatan (Kalsel) pada awal 2021 berdampak terhadap aktivitas pertambangan batubara. Salah satunya pada operasional tambang PT Arutmin Indonesia.

General Manager Legal and External Affairs PT Arutmin Indonesia Ezra Sibarani mengungkapkan bahwa kegiatan produksi maupun distribusi batubara dari anak usaha PT Bumi Resources Tbk (BUMI) ini terkendala banjir dan faktor cuaca. Sehingga, Arutmin melakukan sejumlah penyesuaian agar pasokan (supply) batubara kepada konsumen tetap berjalan.

Secara teknis, sambung Ezra, tim operasional Arutmin sedang melakukan penanganan dengan mendatangkan pompa-pompa tambahan dan perbaikan jalan hauling yang terdampak. Saat ini, operasional tambang Arutmin masih dalam pemulihan.


"Kami sedang recovery tambang dan kegiatan distribusi, serta supply batubara," kata Ezra kepada Kontan.co.id, Rabu (3/2).

Dia melanjutkan, faktor cuaca masih menjadi penentu pemulihan operasional produksi dan distribusi. Mengenai supply ke konsumen, Ezra mengklaim bahwa Arutmin tetap melakukan pengiriman batubara meski masih belum pada kapasitas optimal, baik untuk pengiriman ke pasar domestik termasuk PLTU milik PLN, maupun untuk pasar ekspor.

Baca Juga: Bumi Resources (BUMI) terus menggeber agenda ekspansi di sektor hilirisasi

"Supply ke PLN sudah membaik akan tetapi belum full capacity. Juga ekspor (belum full capacity) ke semua custumer kami," sambung Ezra.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengungkapkan, empat perusahaan tambang yang terdampak oleh banjir di Kalimantan Selatan. Mereka adalah PT Prolindo, PT Binuang Mitra Bersama, PT Bhumi Rantau Energi dan PT Arutmin Indonesia. 

Menurut Ridwan, hambatan banjir dan faktor cuaca tak hanya berlangsung pada operasi penambangan. Namun juga infrastruktur logistik seperti jalan, sungai serta bongkar muat kapal.

"Yang terkendala tidak semuanya langsung operasi penambangan, tapi infrastruktur jalan dan sungai. Sehingga pasokan bahan bakar misalnya untuk operasi tambangnya terkendala. Sebaliknya juga truk  pengangkutan atau kapal pengangkutnya juga terkendala," pungkas Ridwan.

Selanjutnya: Mengekor bursa global, IHSG hari ini menguat 0,56%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari