Tambang bawah tanah Freeport bakal membentang 1.000 km



KONTAN.CO.ID -  TEMBAGAPURA. PT Freeport Indonesia saat ini tengah dalam masa transisi untuk mengembangkan tambang bawah tanah. Nantinya perusahaan yang terafiliasi dengan Inalum ini akan memiliki total empat tambang bawah tanah. 

Tony Wenas, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia menjelaskan pengembangan tambang bawah tanah sudah dilakukan sejak 2004 silam dan menyerap investasi US$ 6 miliar. Pada tahun ini, pengembangan tambang bawah tanah DMLZ dan GBC juga akan menyerap investasi US$ 1 miliar. 

Baca Juga: Produksi tambang bawah tanah Freeport lebih besar ketimbang open pit


"Ini total panjang terowongan bawah tanah kami saja 700 km kalau disambingkan semua. Itu nantinya akan menjadi 1000 km itu pada saatnya nanti maksimal akan segitu, ini merupakan tambang bawah tanah terbesar di dunia," ujarnya di Tembagapura, Sabtu (27/7)

Ia mengatakan bahwa dalam jangka panjang perusahaan juga akan menginvestasikan dana sekitar US$ 15 miliar untuk 23 tahun ke depan. Menurutnya itu merupakan bagian dari rencana Freeport untuk beralih dari open pit ke underground mine.

"Investasi banyak kalau mau dijabarin, tetapi capex untuk development tambang bawah tanah. Semuanya itu kalau mau detil panjang sekali (penjabarannya), banyak sekali tetapi mayoritas untuk (tambang bawah tanah) semua itu," lanjutnya.

Baca Juga: Produksi Freeport Indonesia tahun 2019 dan 2020 akan turun hingga 50%

Selain pengembangan tambang bawah tanah, perusahaan ini juga tengah mengerjakan smelter di Gresik, Jawa Timur. Sampai dengan awal tahun, Tony menjelaskan progresnya baru mencapai 3,86% dan akan terus dikerjakan secara bertahap.

"Tanah itu sudah matang semuanya dan front end engineering design sedang tahap finalisasi. Memang kurva s itu landai dulu, baru kemudian naik signifikan pada saat konstruksi fisiknya dimulai," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli