JAKARTA. Rasio kredit bermasalah yang tinggi masih membayangi sektor perbankan. Berdasarkan data statistik perbankan (SPI) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2017, tercatat ada empat sektor yang masih menjadi penyumbang rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) terbesar. Empat sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan NPL sebesar 7,04%. Disusul oleh sektor perdagangan dengan NPL sebesar 4,50%, transportasi dan pergudangan dengan NPL 4,49% serta konstruksi dengan NPL sebesar 4,14%. Dari keempat sektor tersebut, masing-masing mencatatkan kenaikan terutama di sektor pertambangan yang pada periode sebelumnya berada di level 4,22%. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, NPL memang sempat meningkat di kuartal I-2017. Kendati demikian Jahja menilai memasuki kuartal II tahun ini, laju NPL sedikit melandai.
Tambang masih jadi sektor penyumbang NPL terbesar
JAKARTA. Rasio kredit bermasalah yang tinggi masih membayangi sektor perbankan. Berdasarkan data statistik perbankan (SPI) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Maret 2017, tercatat ada empat sektor yang masih menjadi penyumbang rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) terbesar. Empat sektor tersebut adalah sektor pertambangan dan penggalian dengan NPL sebesar 7,04%. Disusul oleh sektor perdagangan dengan NPL sebesar 4,50%, transportasi dan pergudangan dengan NPL 4,49% serta konstruksi dengan NPL sebesar 4,14%. Dari keempat sektor tersebut, masing-masing mencatatkan kenaikan terutama di sektor pertambangan yang pada periode sebelumnya berada di level 4,22%. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja mengatakan, NPL memang sempat meningkat di kuartal I-2017. Kendati demikian Jahja menilai memasuki kuartal II tahun ini, laju NPL sedikit melandai.