Tampil perkasa, IHSG melompat ke level 5.435,81



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tampil perkasa di awal perdagangan Rabu (25/2) pagi. Data RTI menunjukkan indeks masih melanjutkan penguatan yakni naik 0,34% atau 18,498 poin ke level 5.435,81 pada pukul 09.14 WIB.

Tercatat ada 136 saham yang bergerak naik, 43 saham bergerak turun, dan 84 saham stagnan. Di awal perdagangan pagi ini melibatkan 20 juta lot saham dengan nilai transaksi Rp 17,9 miliar. 

Perkasa IHSG ditopang menghijaunya sepuluh indeks sektoral saham. Indeks sektoral pertanian memimpin penguatan dengan naik 0,93% dan diikuti sektor konstruksi naik 0,91%, industri lain-lainnya naik 0,54%. Serta sektor manufaktur naik 0,4%. 


Asal tahu saja, IHSG kembali mencetak rekor tertinggi pada penutupan Selasa (24/2). IHSG melenggang di zona hijau pada 5.417,31, naik 0,26%. Meski terus bergerak naik, masih ada beberapa sentimen penting yang patut dicermati investor.

Beberapa hari ke depan, geliat IHSG akan banyak dipengaruhi pidato Gubernur Bank Sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) Jannet Yellen. Andy Ferdinand, Kepala Riset Batavia Prosperindo Sekuritas mengatakan, pidato Yellen akan memberi gambaran mengenai arah kebijakan suku bunga The Fed.

Menurut Andy, jika Yellen mengatakan kepastian kenaikan suku bunga, hal ini akan memberi dampak negatif ke bursa regional termasuk pada IHSG. Pasalnya, saat ini likuiditas di beberapa negara meningkat karena adanya stimulus. Jika bunga The Fed dinaikkan, maka dana dari emerging market mengalir ke AS.

Ada beberapa faktor pendorong kenaikan IHSG dalam beberapa pekan belakangan ini. Pertama kondisi ekonomi makro Indonesia yang membaik. Turunnya harga minyak dunia membuat tingkat inflasi Indonesia rendah. Begitu pula neraca perdagangan yang membaik. 

Kedua, masih positifnya dana investor asing yang masuk ke bursa saham. "Sehingga sebenarnya sentimen dalam negeri masih cukup mendukung. Hanya saja, akan banyak terpengaruh pidato Yellen," ujar Andy.

Namun, Analis Universal Broker Indonesia, Alwy Assegaf mengatakan, The Fed tidak akan menaikkan suku bunga terlalu dini karena bisa menghambat pemulihan ekonomi AS. Jika skenario itu yang terjadi, IHSG masih bisa dalam tren bullish. IHSG pun tengah mendekati area resistance di 5.450. "Jadi masih bisa menguji level resistance tersebut," ujar dia.

Jika terjadi penundaan kenaikan suku bunga The Fed, IHSG akan bergerak positif. Dana asing juga  masih masuk. Sepanjang tahun ini, investor asing mencatatkan net buy Rp 8,5 triliun.

Sebelumnya, Yellen dalam pidatonya memberi sinyal untuk menahan lebih lama lagi untuk tidak menaikkan suku bunga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto