Tanda-Tanda Diabetes Tipe 1 Pada Anak, Papa-Mama Wajib Tahu



Tanda-Tanda Diabetes Tipe 1 Anak-Anak-  Jakarta. Simak tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak-anak. Kenali juga mitos-mitos diabetes yang tidak perlu dipercaya lagi.

Orang tua wajib memahami tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak-anak. Dengan demikian, anak-anak yang menderita diabetes tipe 1 tidak mendapatkan perawatan yang salah.

Pemahaman tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak-anak juga penting untuk pemberian asupan makanan sehari-hari. Jangan sampai anak yang menderita diabetes tipe 1 mendapatkan asupan tinggi gula.


Diabetes tipe 1 pada anak adalah kondisi di mana tubuh anak tidak lagi memproduksi hormon insulin. Ada gejala diabetes tipe 1 pada anak yang harus orangtua waspadai.

Tubuh anak-anak membutuhkan insulin untuk bertahan hidup. Melansir Mayo Clinic, insulin bisa diibaratkan sebagai kunci yang dibutuhkan untuk memasukkan gula ke dalam sel sebagai bahan baku energi. 

Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini Tanda-Tanda Penyakit Diabetes Melitus yang Perlu Anda Waspadai

Jika tidak tersedia cukup insulin di dalam tubuh, kadar gula darah dapat melonjak tinggi. Oleh sebab itu, insulin yang tidak tersedia dari tubuh perlu diganti dengan suntikan atau dengan pompa insulin. 

Diabetes tipe 1 pada anak-anak dulu dikenal sebagai diabetes juvenile atau diabetes yang bergantung pada insulin. Sayangnya, diabetes tipe 1 termasuk penyakit yang tak bisa diobati, hanya dapat dikelola atau dikontrol. 

Ketika anak-anak didiagnosis mengalami diabetes tipe 1, para orangtua dan anak-anak (tergantung pada usianya) seketika perlu belajar cara memberi suntikan insulin, menghitung karbohidrat, dan memantau kadar gula darah. 

Nah, diagnosis dini diabetes tipe 1 pada anak-anak diyakini bisa membantu dalam proses pengendalian penyakit ini.

tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak 

Setiap orangtua tahu bayi dan anak kecil cenderung banyak tidur dan minum. Tetapi, jika anak-anak tiba-tiba lebih mengantuk atau haus dari biasanya, hal itu bisa menjadi gejala diabetes tipe 1. 

Dilansir dari WebMD, anak Anda bisa terkena diabetes tipe 1 saat masih bayi, atau nanti saat menginjak usia balita atau remaja. Paling sering, diabetes tipe 1 ini muncul setelah anak berusia 5 tahun. 

Perlu dipahami bahwa diabetes tipe 1 berbeda dengan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 memang bisa terjadi pada anak-anak, biasanya setelah usia 10 tahun, tapi lebih sering terlihat pada orang dewasa. 

Jika anak Anda menderita diabetes tipe 1, itu berarti pankreasnya (organ di sisi kanan atas perut) membuat insulin sedikit atau tidak sama sekali. 

Kondisi tersebut termasuk gangguan autoimun yang berarti terjadi ketika sistem pertahanan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang membuat insulin.

Tanda-tanda diabetes tipe 1 pada bayi dan anak-anak bisa dimulai dengan sangat tiba-tiba. Berikut adalah beberapa kondisi yang bisa menjadi tanda-tanda diabetes tipe 1 pada anak-anak: 

  • Napas yang berbau buah, manis, atau seperti wine 
  • Rasa kantuk yang ekstrem atau kekurangan energi 
  • Rasa haus yang intens dan berkelanjutan 
  • Mendengus saat bernafas 
  • Terengah-engah 
  • Nafsu makan meningkat drastis 
  • Perubahan penglihatan (penglihatan kabur) yang tiba-tiba 
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba 
  • Kencing lebih sering (bayi dan balita mungkin memiliki lebih banyak popok basah dari biasanya) 
  • Sulit bernafas 
Baca Juga: 70% Penderita Diabetes Alami Pradiabetes, Ini Cara Cek Gula Darah Tinggi Tanpa Alat

Diabetes tipe 1 bisa menyebabkan perubahan gula darah yang tiba-tiba dan ekstrem yang bisa berbahaya. 

Bila Anda sebagai orangtua melihat salah satu gejala diabetes pada anak Anda, penting untuk melakukan pemeriksaan fisik sesegera mungkin, sehingga dokter dapat segera memulai perawatan.

Dokter akan melakukan tes urine sederhana untuk memeriksa glukosa (gula) dalam urine dan finger stick untuk mengukur kadar glukosa darah awal. 

Tes lebih lanjut seperti tes toleransi glukosa oral mungkin diperlukan juga untuk mengetahui dengan pasti, apakah itu diabetes tipe 1. Anak-anak perlu mengikuti diet khusus sebelum prosedur ini. 

Jika anak Anda telah didiagnosis dengan diabetes tipe 1, hubungi dokter jika melihat salah satu dari tanda-tanda darurat gula darah rendah ini: 

  • Penglihatan kabur atau ganda 
  • Kulit dingin dan lembap 
  • Kebingungan 
  • Pusing 
  • Mengantuk atau kelelahan 
  • Rasa lapar yang ekstrem atau tiba-tiba 
  • Sakit kepala Kulit pucat dan lembab 
  • Denyut nadi cepat 
  • Pernapasan dangkal 
  • Berkeringat 
  • Kelemahan 
Gula darah rendah dapat mengancam jiwa anak-anak dengan diabetes tipe 1. Selalu hubungi nomor darurat medis terdekat atau dapatkan bantuan medis darurat jika anak Anda mengalami pingsan atau kejang.

Mitos diabetes yang tidak perlu dipercaya

Disarikan dari Healthshots dan P2PTM Kemkes, berikut 5 mitos tentang diabetes tipe 2 atau diabetes melitus beserta faktanya: Mitos

Mitos diabetes: Makan dalam porsi kecil dan namun sering

Penderita diabetes mungkin pernah dengar bahwa untuk menjaga gula darah tetap seimbang, mereka harus makan dalam porsi kecil namun sering. Anggapan tersebut ternyata keliru dan hanyalah mitos diabetes.

Faktanya, penderita diabates harus makan 2-3 kali sehari sesuai jadwal pada jendela waktu tertentu yang sudah ditetapkan. Makan secara terjadwal terbukti menjadi cara yang efektif untuk meningkatkan sensitivitas insulin dan menangkal biokimia yang menyebabkan diabetes semakin parah.

Sebagai contoh, penderita diabetes bisa makan secara terjadwal dari jam 10 pagi-7 malam. Sementara, di luar jendela waktu tersebut, pasien diabetes harus berhenti mengonsumsi makanan apa pun. Namun, pola makan ini hanya berlaku untuk penderita diabetes yang menggunakan obat oral, bukan insulin suntik.

Mitos Diabetes tipe 2 tidak dapat disembuhkan

Sebagian orang berpikir bahwa diabetes tipe 2 atau diabetes melitus sama sekali tidak dapat disembuhkan dan menyebabkan mereka tak bisa hidup secara normal. Faktanya, diabetes tipe 2 dapat disembuhkan dengan menjaga kadar gula darah, melalui:

  • Perawatan medis atau obat-obatan
  • Perubahan gaya hidup, seperti menjaga pola makan, olahraga rutin, puasa, hingga bedah bariatrik.
Mitos 3: Diabetes adalah penyakit progresif

Mitos yang berkembang di masyarakat yaitu diabetes adalah penyakit progresif atau dapat berkembang menjadi kondisi parah, seperti gagal ginjal, glaukoma, dan katarak. Memang benar, komplikasi ini bisa menyerang pada beberapa penderita diabetes melitus.

Namun, penting dicatat bahwa komplikasi tersebut umumnya terjadi akibat pasien tidak mengontrol gula darahnya atau efek samping obat tertentu.

Mitos 4: Makanan bebas gula baik untuk penderita diabetes

Penderia diabetes memang perlu membatasi asupan gula atau makanan manis. Namun, makanan dengan label 'bebas gula' belum tentu aman dikonsumsi pasien diabetes.

Faktanya, makanan bebas gula kerap mengandung sejumlah kalori dan karbohidrat yang juga membahayakan pasien diabetes karena dapat memicu lonjakan gula darah.

Mitos 5: Diabetes pada ibu hamil bukan kondisi serius dan langsung sembuh usai melahirkan

Diabetes dapat menyerang wanita yang sedang hamil. Kondisi ini dinamakan dengan diabetes gestational. Diabetes gestational dapat dipicu karena konsumsi makanan dan minuman manis selama masa kehamilan. Ibu hamil mungkin berpikir bahwa diabetes gestational akan sembuh setelah mereka melahirkan.

Faktanya, menurut Kemkes 50-70 persen bumil yang mengalami diabetes gestational berisiko mengidap diabetes melitus 5-10 tahun setelah melahirkan. Jika diabetes dibiarkan tanpa pengobatan, anak-anak yang lahir dari ibu yang menderita diabetes selama hamil berisiko menderita diabetes tipe 2 di usia dewasa.

Itulah tanda-tanda diabetes pada anak-anak serta mitos-mitos diabetes yang tidak perlu lagi dipercaya. Segera hubungi dokter jika anak mengalami tanda-tanda diabetes di atas.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "10 Gejala Diabetes Tipe 1 pada Anak yang Perlu Diwaspadai" dan "5 Mitos Diabetes Melitus, Jangan Dipercaya Lagi...",

Baca Juga: Kenali Gejala Diabetes Militus Tipe 2, Apakah Gula Merah Lebih Aman untuk Diabetes?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto