Tandingi Rusia, Presiden Ukraina Minta Barat Percepat Pengiriman Senjata Berat



KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, serangan udara dan artileri besar-besaran Moskow ditujukan untuk menghancurkan seluruh wilayah Donbas dan mendesak sekutu Ukraina untuk mempercepat pengiriman senjata berat untuk menandingi Rusia di medan perang.

Di bidang diplomatik, para pemimpin Eropa pada Kamis (23/6) secara resmi akan menempatkan Ukraina di jalan panjang menuju keanggotaan Uni Eropa pada pertemuan puncak di Brussels, Belgia. 

Meskipun sebagian besar simbolis, langkah itu akan membantu mengangkat moral Ukraina setelah empat bulan konflik berdarah yang telah menewaskan ribuan orang, jutaan orang mengungsi, dan kota-kota hancur.


"Kita harus membebaskan tanah kita dan mencapai kemenangan, tetapi lebih cepat, jauh lebih cepat," kata Zelenskyy dalam pidato video yang dirilis Kamis pagi, mengulangi tuntutan Ukraina untuk senjata yang lebih besar dan lebih cepat.

Baca Juga: Rusia Tuding Barat Sebarkan Kebohongan Penyebab Krisis Pangan Global

"Ada serangan udara dan artileri besar-besaran di Donbas. Tujuan penjajah di sini tidak berubah, mereka ingin menghancurkan seluruh Donbas selangkah demi selangkah," ujarnya, seperti dikutip Reuters.

"Inilah mengapa kami berulang kali menekankan percepatan pengiriman senjata ke Ukraina. Yang dibutuhkan dengan cepat adalah keseimbangan di medan perang untuk menghentikan armada jahat ini dan mendorongnya keluar dari perbatasan Ukraina," imbuh dia.

Dalam indikasi bahwa pertempuran untuk Donbas menjadi lebih sulit, TASS mengutip separatis pro-Moskow, Rusia telah merebut sebagian besar Vovchoyarivka, sebuah desa sekitar 12 km barat daya Kota Lysychansk. Jika benar, Lysychansk akan berisiko lebih besar untuk diduduki.

Saat perang sengit berkecamuk di Donbas, pasukan Rusia kembali menggempur kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, di dekat perbatasan Rusia.

Baca Juga: Kilang Novoshakhtinsk di Rusia Terbakar akibat Serangan Drone Ukraina

Serangan Rusia pada Selasa (21/6) dan Rabu (22/6) di Kharkiv adalah yang terburuk selama berminggu-minggu di daerah yang sebetulnya kehidupan normal telah kembali sejak Ukraina mendorong pasukan Moskow bulan lalu.

Kyiv menandai serangan itu, yang dilaporkan menewaskan sedikitnya 20 orang, sebagai upaya untuk memaksa Ukraina menarik sumber daya dari medan perang utama di Donbas untuk melindungi warga sipil.

"Tidak ada penghentian dalam penembakan warga sipil oleh penjajah Rusia," kata Oleh Synehubov, Gubernur Kharkiv, menulis di aplikasi perpesanan Telegram, seperti dilansir Reuters. 

"Ini adalah bukti bahwa kita tidak bisa mengharapkan skenario yang sama seperti di Chernihiv atau Kyiv, dengan pasukan Rusia mundur di bawah tekanan," imbuhnya.

Editor: S.S. Kurniawan