Tanggapi Kematian Pemimpin Hamas, Hizbullah: Kita Tidak Bisa Diam Saja!



KONTAN.CO.ID - Kematian wakil pemimpin Hamas di Lebanon, Saleh al-Arouri, memicu respons keras dari Hizbullah. Pemimpin Hizbullah di Lebanon menyatakan bahwa mereka tidak bisa diam saja melihat insiden tersebut.

Dalam pidato yang disiarkan televisi di Beirut, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah bahwa mereka tidak bisa tinggal diam melihat kejahatan besar yang dilakukan Israel. Di sisi lain, Nasrallah tidak secara langsung mengatakan akan menyerang Israel.

"Tidak ada batasan dan tidak ada aturan dalam pertempuran Hizbullah jika Israel melancarkan perang penuh terhadap Lebanon. Siapa pun yang berpikir untuk berperang dengan kami, dia akan menyesalinya. Jika perang dilancarkan melawan Lebanon, maka kepentingan nasional Lebanon mengharuskan kita mengakhiri perang tersebut," kata Nasrallah, dikutip Reuters.


Baca Juga: Amerika Serikat Menarik Kapal Induk USS Gerald R. Ford dari Timur Tengah

Sebagai pendukung Hamas, Hizbullah juga hampir setiap hari terlibat dalam baku tembak dengan Israel di perbatasan selatan Lebanon sejak perang Gaza dimulai bulan Oktober 2023.

Hingga saat ini ada lebih dari 120 pejuang Hizbullah dan sekitar 20 orang warga sipil tewas di wilayah Lebanon.

Hizbullah dan Israel terakhir kali terlibat perang besar pada tahun 2006 dan berakhir tanpa kejelasan. Sejak saat itu Hizbullah telah berkembang menjadi kekuatan tempur yang lebih tangguh dengan ribuan roket, rudal dan persenjataan berat lainnya.

Baca Juga: Perang Gaza Berpotensi Meluas Pasca Terbunuhnya Pemimpin Hamas di Lebanon

Perang Gaza Bisa Meluas

Wakil pemimpin Hamas, Saleh al-Arouri, dinyatakan terbunuh dalam sebuah serangan drone Israel di kota Beirut, Lebanon, pada hari Selasa (2/1) waktu setempat. Insiden ini diprediksi akan memperluas perang Gaza.

Nasrallah telah memperingatkan Israel agar tidak melakukan pembunuhan apa pun di tanah Lebanon dan bersumpah akan memberikan reaksi keras jika peringatan itu tidak diindahkan.

Tak lama setelah insiden yang menewaskan Al-Arouri, Hizbullah mengatakan bahwa mereka telah menargetkan sekelompok tentara Israel di sekitar Marj dengan rudal.

Baca Juga: Militer Israel Menyerang Beberapa Target di Suriah dan Lebanon

Israel telah lama menuduh Al-Arouri melakukan serangan mematikan terhadap warga Israel. Di sisi lain, pejabat Hamas lain mengatakan bahwa Al-Arouri memiliki peran vital dalam proses negosiasi yang dilakukan oleh Qatar dan Mesir mengenai penyelesaian perang Gaza dan pembebasan sandera.

Al-Arouri merupakan salah satu pendiri sayap militer Hamas, Brigade Izz-el-Deen al-Qassam. Israel meyakini bahwa Al-Arouri adalah sosok yang memerintahkan dan mengawasi serangan Hamas di Tepi Barat yang diduduki Israel selama bertahun-tahun.

Nasser Kanaani, juru bicara kementerian luar negeri Iran, pendukung utama Hamas dan Hizbullah, mengatakan bahwa tewasnya Al-Arouri akan memicu konflik lain, tidak hanya di Palestina tapi juga di kawasan.

"Pembunuhan ini tidak diragukan lagi akan memicu gelombang perlawanan dan motivasi untuk melawan penjajah Zionis, tidak hanya di Palestina tetapi juga di kawasan ini dan di antara semua pencari kebebasan di seluruh dunia," kata Kanaani.