JAKARTA. Jumlah pengusaha mikro di Indonesia sangat banyak dan terus bertambah. Akan tetapi, salah satu kendala bagi pengusaha mikro tersebut untuk terus berkembang adalah sulitnya akses permodalan.Hal inilah yang menjadi kesempatan yang ditangkap oleh perusahaan rintisan (startup) layanan keuangan berbasis teknologi alias financial technology (fintech) Amartha. Fintech ini menyediakan layanan pembiayaan berbasis peer-to-peer lending."Segmen unbanked (masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan) di kampung-kampung struggle (bersusah payah) mendapat akses bank. Sektor informal tidak punya aset, cashflow (arus kas) tidak stabil dan bisnisnya musiman," jelas CEO dan pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2017).
Tanggung renteng, cara fintech Amartha jaga NPL 0%
JAKARTA. Jumlah pengusaha mikro di Indonesia sangat banyak dan terus bertambah. Akan tetapi, salah satu kendala bagi pengusaha mikro tersebut untuk terus berkembang adalah sulitnya akses permodalan.Hal inilah yang menjadi kesempatan yang ditangkap oleh perusahaan rintisan (startup) layanan keuangan berbasis teknologi alias financial technology (fintech) Amartha. Fintech ini menyediakan layanan pembiayaan berbasis peer-to-peer lending."Segmen unbanked (masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan) di kampung-kampung struggle (bersusah payah) mendapat akses bank. Sektor informal tidak punya aset, cashflow (arus kas) tidak stabil dan bisnisnya musiman," jelas CEO dan pendiri Amartha Andi Taufan Garuda Putra di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (7/3/2017).