Tango mengejar pertumbuhan penjualan 15% tahun ini



KONTAN.CO.ID - Tango sebagai salah satu produk andalan OT Group bakal terus mengembangkan pasar, setelah mengenalkan produk barunya tahun ini berupa So Tango, manajemen optimistis penjualan akan meningkat signifikan.

Apalagi manajemen mengaku penjualannya stabil naik kendati saat ini daya beli mengalami penurunan, oleh karena itu di tengah persaingan yang ketat serta perusahaan akan mengembangkan pasar.

Charles Klamodarso, Managing Director Wafer Division OT Group mengatakan untuk produk Tango pihaknya menargetkan akan mampu meningkatkan penjualan double digit di tahun ini. Mengingat saat ini produk Tango masih menjadi market leader di domestik, namun target pertumbuhan tidak hanya dipasang untuk penjualan domestik saja, manajemen juga menargetkan peningkatan penjualan ekspor.


“Kalau lihat dari tahun ini mungkin range pertumbuhannya 10-15% untuk domestik, kalau untuk ekspor saya melihatnya malah harusnya punya potensi pertumbuhan lebih besar, karena ternyata marketnya besar. Seperti China saja, itu pasarnya luar biasa,” ujarnya kepada KONTAN.co.id, Rabu (20/9) kemarin.

Asal tahu saja, sejak tiga tahun terakhir Tango sudah mulai menjajaki pasar ekspor ke Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa dan Amerika. Menurutnya, pasar ekspor setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup baik, oleh karenanya perusahaan akan mencoba mengembangkan pasar ekspor yang sudah ada ketimbang mencari pasar tujuan ekspor baru.

Saat ini, menurutnya dari beragam varian rasa yang ditawarkan demand terbesar masih varian rasa cokelat, oleh karena itu perusahaan berinovasi mengeluarkan produk So Tango yang memiliki keunggulan pada lapisan cokelat Belgia. Dirinya berharap produk terbaru ini akan berkontribusi menggenjot penjualan produk Tango, asal tahu saja Tango saat ini menopang 20-30% pendapatan OT Group.

“Inovasi setiap tahun kami ada varian-varian baru karena kalau kita lihat marketnya kan growing terus dan mereka maunya ada inovasi baru. Sebenarnya varian paling besar tetap cokelat, sebab secara worldwide cokelat itu paling besar demand-nya,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto