JAKARTA. Organisasi Angkutan Darat Angkutan Khusus Pelabuhan (Organda Angsuspel) DKI Jakarta mengeluhkan kemacetan yang terjadi di sekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.Kemacetan tersebut membuat pengusaha merugi karena tersendatnya pengiriman barang dari dan ke Tanjung Priok. Selain kemacetan, penumpukan kontainer di pelabuhan tersebut juga menjadi penyebab lainnya.Gemilang Tarigan, Ketua Organda Angsuspel DKI Jakarta menuturkan, kemacetan tersebut mengurangi jam operasional truk pengangkut barang. Total potensi kerugian pengusaha tersebut pun mencapai Rp 9 miliar per harinya atau Rp 126 miliar dalam dua pekan ke belakang."Kerugian kami mencapai Rp 9 miliar per harinya. Sedangkan kemacetan ini sudah dari dua pekan lalu. Kalikan saja jumlahnya," ungkap Tarigan di kantornya, Tanjung Priok, Kamis (25/7).Tarigan menjelaskan, nilai kerugian tersebut berasal dari 18.000 armada truk yang ada. Jumlah armada tersebut berasal dari 554 perusahaan angkutan yang ada dibawah Organda Angsuspel. Dia juga bilang, setiap armada truk mampu mengangkut muatan 1 rit (bolak-balik) per harinya. Tapi karena kemacetan dan penumpukan kontainer membuat tiap truk butuh 2 hari untuk 1 ritnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Tanjung Priok macet, pengusaha rugi Rp 126 M
JAKARTA. Organisasi Angkutan Darat Angkutan Khusus Pelabuhan (Organda Angsuspel) DKI Jakarta mengeluhkan kemacetan yang terjadi di sekitar wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.Kemacetan tersebut membuat pengusaha merugi karena tersendatnya pengiriman barang dari dan ke Tanjung Priok. Selain kemacetan, penumpukan kontainer di pelabuhan tersebut juga menjadi penyebab lainnya.Gemilang Tarigan, Ketua Organda Angsuspel DKI Jakarta menuturkan, kemacetan tersebut mengurangi jam operasional truk pengangkut barang. Total potensi kerugian pengusaha tersebut pun mencapai Rp 9 miliar per harinya atau Rp 126 miliar dalam dua pekan ke belakang."Kerugian kami mencapai Rp 9 miliar per harinya. Sedangkan kemacetan ini sudah dari dua pekan lalu. Kalikan saja jumlahnya," ungkap Tarigan di kantornya, Tanjung Priok, Kamis (25/7).Tarigan menjelaskan, nilai kerugian tersebut berasal dari 18.000 armada truk yang ada. Jumlah armada tersebut berasal dari 554 perusahaan angkutan yang ada dibawah Organda Angsuspel. Dia juga bilang, setiap armada truk mampu mengangkut muatan 1 rit (bolak-balik) per harinya. Tapi karena kemacetan dan penumpukan kontainer membuat tiap truk butuh 2 hari untuk 1 ritnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News