KONTAN.CO.ID - GAZA/JERUSALEM. Israel memberikan waktu empat jam kepada warga sipil yang masih terjebak di dalam Kota Gaza untuk keluar pada hari Selasa (7/11). Di mana, tank-tank Israel sudah siap menyerbu Gaza. Israel mengatakan, pasukannya telah mengepung Kota Gaza, yang merupakan rumah bagi sepertiga dari 2,3 juta penduduk daerah kantong tersebut. Selain itu sudah siap untuk segera menyerang untuk memusnahkan kelompok Islam Hamas yang menyerbu kota-kota Israel sebulan yang lalu.
Baca Juga: Benjamin Netanyahu: Israel Akan Menjaga Gaza Secara Penuh Setelah Perang Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa Israel akan mengambil alih tanggung jawab atas keamanan wilayah tersebut setelah berhasil mengalahkan Hamas. Israel memberikan waktu kepada warga dari pukul 10 pagi hingga 2 siang untuk meninggalkan Kota Gaza. Warga Gaza mengatakan, tank-tank Israel sebagian besar bergerak di malam hari, dengan pasukan Israel sebagian besar mengandalkan serangan udara dan artileri untuk membuka jalan bagi gerak maju di darat. "Demi keselamatan kalian, ambil kesempatan ini untuk bergerak ke selatan melewati Wadi Gaza," demikian pengumuman militer, mengacu pada lahan basah yang membelah jalur tersebut. Sebuah gambar diam yang diambil dari video militer Israel menunjukkan apa yang dikatakan militer sebagai orang-orang Palestina yang memegang bendera putih saat mereka bergerak ke selatan dalam satu barisan.
Baca Juga: Bukan Gencatan Senjata, Israel Bersedia Berikan Jeda Kecil untuk Pengiriman Bantuan Hamas mengatakan bahwa tentara telah memaksa orang-orang dalam video tersebut untuk bertindak seperti itu untuk mempermalukan mereka. Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan 900.000 warga Palestina masih berlindung di Gaza utara, termasuk Kota Gaza. "Perjalanan paling berbahaya dalam hidup saya. Kami melihat tank-tank dari jarak dekat. Kami melihat bagian tubuh yang membusuk. Kami melihat kematian," tulis seorang warga, Adam Fayez Zeyara, dalam unggahannya di media sosial, yang memperlihatkan foto selfie dirinya di jalan keluar dari Kota Gaza. Sementara operasi militer Israel difokuskan pada bagian utara Gaza, bagian selatan juga diserang. Pejabat kesehatan Palestina mengatakan, sedikitnya 23 orang tewas dalam dua serangan udara Israel pada Selasa pagi di kota Khan Younis dan Rafah, Gaza selatan. "Kami adalah warga sipil," kata Ahmed Ayesh, yang diselamatkan dari reruntuhan sebuah rumah di Khan Younis di mana para pejabat kesehatan mengatakan 11 orang telah terbunuh. "Ini adalah keberanian yang disebut Israel - mereka menunjukkan kekuatan dan kekuasaan mereka terhadap warga sipil, bayi-bayi di dalam rumah, anak-anak di dalam rumah, dan para lansia."
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Bantuan Kemanusiaan Tahap Kedua Rp 31,9 Miliar untuk Palestina Sebagai informasi, perang Israel-Hamas pecah pada 7 Oktober ketika para pejuang Hamas menerobos pagar pembatas Gaza dan menewaskan 1.400 warga Israel. Menurut perhitungan Israel, sebagian besar warga sipil dan menculik lebih dari 200 orang, .
Sejak saat itu, Israel tak henti-hentinya membombardir Gaza yang dikuasai Hamas, menewaskan lebih dari 10.000 orang, sekitar 40% di antaranya adalah anak-anak, demikian menurut penghitungan pejabat kesehatan di sana. "Sudah satu bulan penuh pembantaian, penderitaan yang tak henti-hentinya, pertumpahan darah, kehancuran, kemarahan dan keputusasaan," ujar Komisioner Hak Asasi Manusia PBB, Volcker Turk, dalam sebuah pernyataan di awal perjalanannya ke wilayah tersebut, di mana ia akan mengunjungi penyeberangan Rafah dari Mesir, satu-satunya jalur bantuan. Netanyahu mengatakan, Israel akan mempertimbangkan "jeda kecil taktis" dalam pertempuran Gaza untuk membiarkan para sandera pergi atau bantuan darurat masuk. Namun, ia kembali menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata. Layanan Gaza mendekati "titik kritis" tanpa pasokan bahan bakar, kata kantor kemanusiaan PBB. Kementerian Dalam Negeri Gaza mengatakan semua toko roti di bagian utara tidak beroperasi karena serangan Israel dan kurangnya bahan bakar.
Editor: Yudho Winarto