JAKARTA. Para pebisnis kian keras mengeluhkan penerapan pasar bebas ASEAN-China atau Asean-China Trade Agreement (ACFTA). Sejak ACFTA berlaku mulai awal tahun 2010, aktivitas produksi di dalam negeri merosot dan harga jual produk mereka juga tidak kompetitif dibandingkan produk China. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan, industri di China bisa berkembang pesat karena mendapat dukungan yang maksimal dari pemerintahnya. Menurutnya, industri di China didorong membuat produk secara massal dan dipasarkan bukan hanya untuk kebutuhan di dalam negeri, tapi juga kebutuhan dunia. "Hal itu didukung dengan infrastruktur dan ketersediaan bahan baku yang melimpah yang dibutuhkan industri," kata Erwin, Jumat (25/3).
Tanpa dukungan pemerintah, industri lokal sulit bersaing
JAKARTA. Para pebisnis kian keras mengeluhkan penerapan pasar bebas ASEAN-China atau Asean-China Trade Agreement (ACFTA). Sejak ACFTA berlaku mulai awal tahun 2010, aktivitas produksi di dalam negeri merosot dan harga jual produk mereka juga tidak kompetitif dibandingkan produk China. Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Erwin Aksa mengatakan, industri di China bisa berkembang pesat karena mendapat dukungan yang maksimal dari pemerintahnya. Menurutnya, industri di China didorong membuat produk secara massal dan dipasarkan bukan hanya untuk kebutuhan di dalam negeri, tapi juga kebutuhan dunia. "Hal itu didukung dengan infrastruktur dan ketersediaan bahan baku yang melimpah yang dibutuhkan industri," kata Erwin, Jumat (25/3).