Tanpa kehadiran Kim Jong Un, Korea Utara menggelar kompetisi menembak untuk artileri



KONTAN.CO.ID - PYONGYANG. Media nasional Korea Utara pada hari Minggu (7/11) melaporkan bahwa sebuah kompetisi menembak khusus pasukan artileri baru saja digelar pada hari Sabtu (6/11). Kompetisi ini disebut merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan pertahanan negara seperti yang ditetapkan oleh kebijakan militan negara.

"Kompetisi diadakan untuk memeriksa bagaimana pasukan mekanik Tentara Rakyat Korea (KPA) telah melakukan latihan untuk meningkatkan kemampuan tempur artileri bergerak mereka," ungkap KCNA, seperti dikutip Yonhap.

Sayangnya, kompetisi kali ini tidak dihadiri oleh Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. Sebagai gantinya, anggota Presidium Politbiro dari partai yang berkuasa, Pak Jong Chon, memandu kompetisi tersebut.


Tidak hadirnya Kim dalam kompetisi pertahanan seperti ini terbilang sangat jarang terjadi. KCNA sendiri tidak menjelaskan perihal ketidakhadiran sang pemimpin.

KCNA turut merinci secara singkat jalannya kompetisi. Disebutkan bahwa tembakan langsung meluncur begitu perintah penembakan diberikan oleh komandan unit gabungan.

"Laras senapan untuk memusnahkan musuh secara kompetitif menembaki target untuk mengenainya secara akurat," tulis KCNA.

Baca Juga: Rusia dan China kembali menyerukan agar sanksi PBB terhadap Korea Utara dicabut

Unit yang memenangkan tempat pertama dalam kompetisi ini akan menerima sertifikat "master penembak", medali, dan lencana. Pak yang memimpin kompetisi disebut sangat puas dengan hasilnya.

Korea Utara terasa semakin aktif secara militer terutama sejak mengkritik Korea Selatan dan Amerika Serikat karena mendefinisikan kegiatan militernya sebagai provokasi. Bagi Korea Utara, kedua negara tersebut melakukan hal yang sama sambil membenarkan tindakan mereka sendiri sebagai pencegahan.

Pada hari Sabtu lalu, media propaganda Korea Utara, Tongil Sinbo, mengecam Korea Selatan karena mengadakan latihan udara bersama dengan AS. Aktivitas tersebut disebutnya sebagai latihan perang yang bertentangan dengan upaya keduanya untuk membangun perdamaian di Semenanjung Korea.

Sepanjang pekan lalu, Korea Selatan dan AS tercatat telah mengadakan lima kali latihan udara. Tingginya intensitas latihan ini nampaknya merupakan upaya penguatan diplomasi agar dialog dengan Korea Utara bisa kembali dimulai.

Selanjutnya: Krisis ekonomi Korea Utara: Gunakan kupon pengganti uang hingga konsumsi angsa hias