AKARTA. PT Wismilak Inti Makmur Tbk memprediksikan penjualan pada kuartal I-2014 akan lebih rendah dibandingkan dengan kuartal I tahun 2013 lalu. Penurunan penjualan terjadi karena tidak ada peluncuran produk baru pada awal tahun ini. Pada kuartal I tahun 2013, perusahaan rokok berkode saham WIMM ini membukukan penjualan sebesar Rp 417,06 miliar. Angka ini naik 78,66% dibanding penjualan kuartal I-2012 yang sebesar Rp 233,44 miliar. Lonjakan penjualan di kuartal I-2013 itu terpicu munculnya produk baru yang dirilis pada September 2012. "Efeknya, penjualan pada awal tahun 2013 tinggi, namun di kuartal selanjutnya trennya turun," ujar Surjanto Yasaputera, Sekretaris Perusahaan Wismilak Inti Makmur kepada Kontan, Senin (24/3).
Produk baru yang dimaksud adalah Diplomat Mild. Wismilak malah pernah menargetkan penjualan Diplomat Mild bisa menyumbang 25% terhadap total pendapatan sigaret kretek mesin (SKM) perusahaan ini. Meski memberikan gambaran kinerja penjualan di kuartal I-2014 bakal turun, Surjanto masih enggan blak-blakan berapa besar penurunannya. Dia hanya bilang, selain tak mendapat dampak positif dari produk baru, ada dua sebab lain yang membuat kinerja kuartal I-2014 tak ciamik.
Pertama, perusahaan belum kecipratan efek positif dari pemilihan umum (pemilu). "Penjualan Januari dan Februari ini belum berani bicara soal efek dari pemilu, sudah berpengaruh atau belum" kata Surjanto. Seperti yang Anda sudah ketahui, barang konsumsi adalah salah satu sektor yang diprediksi bakal kejatuhan durian runtuh dari hajatan politik di tahun ini. Rokok adalah produk yang masuk kategori barang konsumsi.
Kedua, Januari dan Februari biasanya memang menjadi masa-masa sepi penjualan rokok karena pasar sudah kelewat agresif di akhir tahun. Plus, di awal tahun, petani tembakau sedang memasuki masa tanam. Produk baru di kuartal II Sadar dengan performa tak agresif di kuartal I, perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode WIIM ini sudah pasang strategi untuk menggenjot kinerja di kuartal selanjutnya. "Produk baru akan kami luncurkan di kuartal II dan kuartal III," ujar Surjanto tanpa menyebut detail produk yang bakal dirilis. Selain meluncurkan produk baru, strategi Wismilak tahun ini adalah mengejar pertumbuhan di atas pertumbuhan industri. Salah satu momentum yang ingin dimanfaatkan adalah pemilu. Dari kalkulasi Surjanto, bertepatan dengan pemilu sebelumnya, yakni 2004 dan 2009, industri rokok tumbuh 8%-10%. Nah, pertumbuhan industri ini biasanya baru terlihat di Maret atau April.
Tahun ini, Wismilak menargetkan volume penjualan rokok bisa naik 20%-25% dibanding tahun lalu. Jika mengakui volume penjualan 2013 adalah 2,4 miliar hingga 2,5 miliar batang rokok, berarti target volume penjualan tahun ini sebanyak 2,88 miliar hingga 3,13 miliar batang rokok. Meski kinerja tahun ini masih menjanjikan, sejatinya perusahaan rokok ini menghadapi tantangan berupa aturan yang memperketat iklan rokok. Malah, per 24 Juni mendatang, pemerintah juga akan menerapkan Peraturan Pemerintah (PP) Tembakau No. 109 tahun 2012.
Beleid baru ini nanti mewajibkan ada gambar tentang bahaya merokok di bungkus rokok. Surjanto mengklaim Wismilak sudah menerapkan aturan pemerintah yang sudah berlaku, di luar PP 109/2012. "Kami sudah mengikuti aturan. Misalnya, meletakkan peringatan tentang rokok dengan porsi 10% dari durasi iklan," katanya menanggapi tantangan industri rokok. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina