JAKARTA. Krisis finansial takkan pernah berhenti menjadi ancaman bagi perekonomian global. Hingga saat ini, sisa-sisa krisis finansial pada 2007 lalu masih mengintai. Padahal risiko sistemik semakin besar lantaran ekonomi dunia saat ini saling terhubung satu sama lain. Di sisi lain, belum ada arsitektur atau kerangka regulasi global yang mengatur sektor keuangan dunia. Bagaimana menghindari kembalinya krisis finansial ke Asia menjadi salah satu topik bahasan pada World Economic Forum (WEF) on East Asia, Minggu (12/7). Di sesi berjudul Financial Fault Lines: Averting Aftershocks in Asia, para pengambil kebijakan dan pelaku pasar keuangan sepakat bahwa ekonomi dunia masih menghadapi beberapa risiko. “Masalah-masalah struktural di Barat belum terselesaikan,” ujar Omar Lodhi, CEO Abraaj Capital Asia dari Singapura. Di Amerika Serikat, ada risiko yang mengancam dari gelembung utang Amerika Serikat, sementara krisis utang di Eropa juga masih bergulir.
Tanpa regulasi global, tiap negara harus siap sedia hadapi krisis
JAKARTA. Krisis finansial takkan pernah berhenti menjadi ancaman bagi perekonomian global. Hingga saat ini, sisa-sisa krisis finansial pada 2007 lalu masih mengintai. Padahal risiko sistemik semakin besar lantaran ekonomi dunia saat ini saling terhubung satu sama lain. Di sisi lain, belum ada arsitektur atau kerangka regulasi global yang mengatur sektor keuangan dunia. Bagaimana menghindari kembalinya krisis finansial ke Asia menjadi salah satu topik bahasan pada World Economic Forum (WEF) on East Asia, Minggu (12/7). Di sesi berjudul Financial Fault Lines: Averting Aftershocks in Asia, para pengambil kebijakan dan pelaku pasar keuangan sepakat bahwa ekonomi dunia masih menghadapi beberapa risiko. “Masalah-masalah struktural di Barat belum terselesaikan,” ujar Omar Lodhi, CEO Abraaj Capital Asia dari Singapura. Di Amerika Serikat, ada risiko yang mengancam dari gelembung utang Amerika Serikat, sementara krisis utang di Eropa juga masih bergulir.