KULON PROGO. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4% pada tahun 2016. Perekonomian DIY secara keseluruhan pada 2016 hanya tumbuh 5,05% Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, mengatakan kegagalan pencapaian pertumbuhan ekonomi karena target 12 lapangan pekerjaan tak tercapai, seperti sektor pertanian dan jasa yang menurun serta sektor tambang. "Nilai pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi hilang karena kewenangannya berubah. Ini salah satu faktor dominan yang menyebabkan kegagalan pencapai target pertumbuhan ekonomi," kata Astungkara, Jumat (14/4). Ia mengatakan sektor pertanian masih cukup bagus meski mengalami penurunan. Sektor pertambangannya yang awalnya menarik dan menciptakan lapangan pekerjaan, sekarang dengan kewenangan pindah dan dihentikan. "Akibatnya, perekonomian di Kulon Progo melambat," katanya.
Tanpa tambang, ekonomi Kulon Progo melambat
KULON PROGO. Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 5,4% pada tahun 2016. Perekonomian DIY secara keseluruhan pada 2016 hanya tumbuh 5,05% Sekretaris Daerah (Sekda) Kulon Progo Astungkara di Kulon Progo, mengatakan kegagalan pencapaian pertumbuhan ekonomi karena target 12 lapangan pekerjaan tak tercapai, seperti sektor pertanian dan jasa yang menurun serta sektor tambang. "Nilai pertambangan terhadap pertumbuhan ekonomi hilang karena kewenangannya berubah. Ini salah satu faktor dominan yang menyebabkan kegagalan pencapai target pertumbuhan ekonomi," kata Astungkara, Jumat (14/4). Ia mengatakan sektor pertanian masih cukup bagus meski mengalami penurunan. Sektor pertambangannya yang awalnya menarik dan menciptakan lapangan pekerjaan, sekarang dengan kewenangan pindah dan dihentikan. "Akibatnya, perekonomian di Kulon Progo melambat," katanya.