KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri migas tanah air harus pandai-pandai meracik strategi untuk menyeimbangkan antara peningkatan produksi migas dengan target penurunan emisi karbon (CO2). Untuk mendukung hal ini, tentu saja industri migas membutuhkan kerangka kebijakan yang jelas dan mendukung. Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas mengatakan, transisi energi dapat dilihat dari peningkatan proporsi energi baru terbarukan setiap tahunnya. Adapun persentase bauran energi migas semakin menurun tapi volume konsumsi akan semakin besar karena kebutuhan energi yang meningkat. Sebagai gambaran, persentase bauran energi minyak pada 2020 sebesar 28,8% atau setara 1,66 juta barrel per hari, kemudian pada 2030 turun menjadi 23% dengan volume konsumsi meningkat menjadi 2,27 juta barel per hari. Lantas, pada 2050 pesrentase kembali menyusut menjadi 19,5% dengan volume konsumsi sebesar 3,97 juta barel per hari.
Tantangan baru industri migas, dongkrak produksi dan tekan emisi karbon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri migas tanah air harus pandai-pandai meracik strategi untuk menyeimbangkan antara peningkatan produksi migas dengan target penurunan emisi karbon (CO2). Untuk mendukung hal ini, tentu saja industri migas membutuhkan kerangka kebijakan yang jelas dan mendukung. Fatar Yani Abdurrahman, Wakil Kepala SKK Migas mengatakan, transisi energi dapat dilihat dari peningkatan proporsi energi baru terbarukan setiap tahunnya. Adapun persentase bauran energi migas semakin menurun tapi volume konsumsi akan semakin besar karena kebutuhan energi yang meningkat. Sebagai gambaran, persentase bauran energi minyak pada 2020 sebesar 28,8% atau setara 1,66 juta barrel per hari, kemudian pada 2030 turun menjadi 23% dengan volume konsumsi meningkat menjadi 2,27 juta barel per hari. Lantas, pada 2050 pesrentase kembali menyusut menjadi 19,5% dengan volume konsumsi sebesar 3,97 juta barel per hari.