JAKARTA. Meski ceruk pasar reksadana masih terbuka lebar, tahun depan para MI tetap harus menghadapi tantangan yang tidak enteng. "Yang paling berat adalah meyakinkan nasabah," kata Direktur Batavia Andreas Raharjo. Dia bercerita, para MI punya pekerjaan rumah yang berat yakni meyakinkan investor bahwa saat ini adalah waktunya membeli. Alasannya, banderol obligasi dan saham yang sudah kelewat murah dan semestinya tidak begitu saja disia-siakan. Sementara itu, Wawan Hendrayana, analis Invofesta Utama dan Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis memilih menyoroti persaingan reksadana dengan instrumen investasi yang konservatif seperti deposito. Menurut mereka, dengan BI rate yang masih lumayan tinggi, bunga deposito masih akan memikat hati investor.
Tantangan Berat Industri Reksadana
JAKARTA. Meski ceruk pasar reksadana masih terbuka lebar, tahun depan para MI tetap harus menghadapi tantangan yang tidak enteng. "Yang paling berat adalah meyakinkan nasabah," kata Direktur Batavia Andreas Raharjo. Dia bercerita, para MI punya pekerjaan rumah yang berat yakni meyakinkan investor bahwa saat ini adalah waktunya membeli. Alasannya, banderol obligasi dan saham yang sudah kelewat murah dan semestinya tidak begitu saja disia-siakan. Sementara itu, Wawan Hendrayana, analis Invofesta Utama dan Direktur Bahana TCW Investment Management Edward Lubis memilih menyoroti persaingan reksadana dengan instrumen investasi yang konservatif seperti deposito. Menurut mereka, dengan BI rate yang masih lumayan tinggi, bunga deposito masih akan memikat hati investor.