Dunia perindustrian tengah memasuki babak baru pascapencanangan Making Indonesia 4.0. Ini menjadi peta jalan pengembangan industri manufaktur ke depan dan strategi pemerintah menghadapi revolusi industri keempat. Making Indonesia 4.0 diyakini mampu mengantarkan Indonesia masuk dalam peringkat 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030. Hitungan matematis, optimisme pemerintah didukung proyeksi produk domestik bruto (PDB) riil yang tumbuh 6%-7% pada 2018–2030. Akselerasi pertumbuhan ini akan didukung kontribusi industri manufaktur 21%-26% terhadap PDB pada 2030 dari saat ini 20%. Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembukaan 10 juta lapangan kerja baru hingga 2030. Dalam konteks kekinian, Making Indonesia 4.0 dapat menjadi alternatif solusi mengungkit kinerja ekspor. Masih segar dalam benak kita bagaimana Presiden Jokowi mengeluhkan nilai ekspor Indonesia yang kalah dibanding negara tetangga. Menariknya, ketertinggalan ekspor Indonesia dapat dijelaskan melalui perbandingan porsi ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor. Ekspor produk manufaktur Indonesia berkontribusi 74% terhadap total ekspor, lebih rendah dari Thailand (88%) dan Malaysia (82%).
Tantangan di Making Indonesia 4.0
Dunia perindustrian tengah memasuki babak baru pascapencanangan Making Indonesia 4.0. Ini menjadi peta jalan pengembangan industri manufaktur ke depan dan strategi pemerintah menghadapi revolusi industri keempat. Making Indonesia 4.0 diyakini mampu mengantarkan Indonesia masuk dalam peringkat 10 ekonomi terbesar dunia pada tahun 2030. Hitungan matematis, optimisme pemerintah didukung proyeksi produk domestik bruto (PDB) riil yang tumbuh 6%-7% pada 2018–2030. Akselerasi pertumbuhan ini akan didukung kontribusi industri manufaktur 21%-26% terhadap PDB pada 2030 dari saat ini 20%. Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembukaan 10 juta lapangan kerja baru hingga 2030. Dalam konteks kekinian, Making Indonesia 4.0 dapat menjadi alternatif solusi mengungkit kinerja ekspor. Masih segar dalam benak kita bagaimana Presiden Jokowi mengeluhkan nilai ekspor Indonesia yang kalah dibanding negara tetangga. Menariknya, ketertinggalan ekspor Indonesia dapat dijelaskan melalui perbandingan porsi ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor. Ekspor produk manufaktur Indonesia berkontribusi 74% terhadap total ekspor, lebih rendah dari Thailand (88%) dan Malaysia (82%).