KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengembang masih menghadapi banyak tantangan dalam mendukung pemerintah merealisasikan program sejuta rumah. Hambatan utama yang paling dikeluhkan adalah tingginya kredit konstruksi untuk pengembang rumah subsidi dan rumitnya perizinan di tingkat daerah. Oleh karena itu, pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) meminta agar pemerintah memberikan insentif bagi pengembang rumah subdisi. Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengatakan, bunga kredit konstruksi yang dikenakan untuk pengembang rumah subsidi jauh lebih tinggi dari pengembang rumah komersial. Saat ini bunga bisa mencapai sekitar 12%-13%. "Padahal rumah yang mereka jual dipatok harus murah tapi beban bunya pembiayaannya justru paling tinggi," kata pria yang akrab disapa Eman itu, Kamis (19/4).
Tantangan pengembang masih berat dalam bangun rumah subsidi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para pengembang masih menghadapi banyak tantangan dalam mendukung pemerintah merealisasikan program sejuta rumah. Hambatan utama yang paling dikeluhkan adalah tingginya kredit konstruksi untuk pengembang rumah subsidi dan rumitnya perizinan di tingkat daerah. Oleh karena itu, pengembang yang tergabung dalam Real Estate Indonesia (REI) dan Asosiasi Pengembang dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) meminta agar pemerintah memberikan insentif bagi pengembang rumah subdisi. Ketua Umum DPP REI Soelaeman Soemawinata mengatakan, bunga kredit konstruksi yang dikenakan untuk pengembang rumah subsidi jauh lebih tinggi dari pengembang rumah komersial. Saat ini bunga bisa mencapai sekitar 12%-13%. "Padahal rumah yang mereka jual dipatok harus murah tapi beban bunya pembiayaannya justru paling tinggi," kata pria yang akrab disapa Eman itu, Kamis (19/4).