KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih berat. Adanya persoalan dari sisi kebijakan harga jual, oversupply listrik dan dukungan lainnya dinilai akan membuat perusahaan ini sulit merealisasi target kapasitas listrik terpasang sebesar 600 megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar. Menurutnya, PGEO terlalu optimistis dalam memasang target karena masih ada beberapa kebijakan pengusahaan panas bumi yang masih belum mendukung. "Jika diperhatikan, saat ini PGEO memiliki kapasitas sendiri sebesar 672 MW yang telah dikembangkan selama 40 tahun. Ini mengacu pada pembangunan PLTP Kamojang Unit-1 sebagai wilayah kerja pertama milik perseroan yang dibangun pada tahun 1983. Faktanya bisnis geothermal belum menjanjikan dalam jangka waktu pendek,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (13/4).
Tantangan PGEO Capai Target Kapasitas Masih Berat, Ini Penyebabnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) masih berat. Adanya persoalan dari sisi kebijakan harga jual, oversupply listrik dan dukungan lainnya dinilai akan membuat perusahaan ini sulit merealisasi target kapasitas listrik terpasang sebesar 600 megawatt (MW) dalam lima tahun ke depan Hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar. Menurutnya, PGEO terlalu optimistis dalam memasang target karena masih ada beberapa kebijakan pengusahaan panas bumi yang masih belum mendukung. "Jika diperhatikan, saat ini PGEO memiliki kapasitas sendiri sebesar 672 MW yang telah dikembangkan selama 40 tahun. Ini mengacu pada pembangunan PLTP Kamojang Unit-1 sebagai wilayah kerja pertama milik perseroan yang dibangun pada tahun 1983. Faktanya bisnis geothermal belum menjanjikan dalam jangka waktu pendek,” kata dia dalam keterangannya, Kamis (13/4).