Tantangan Trilema Energi, Pertamina Siap Kerek Produksi Migas



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pertamina bersiap mengerek produksi hulu minyak dan gas bumi nasional sebagai salah satu upaya menjaga ketahanan energi.

Vice President Sustainability Program, Rating & Engagement PT Pertamina Indira Pratyaksa mengatakan ketahanan energi, keterjangkauan harga dan penerapan prinsip keberlanjutan atau yang dikenal dengan trilema energi menjadi salah satu fokus yang diupayakan Pertamina.

Untuk menjaga ketahanan energi nasional, Pertamina terus mengupayakan produksi dari sisi hulu sesuai target pemerintah. Di sisi lain, Pemerintah juga berkomitmen memangkas emisi gas rumah kaca dan mewujudkan target net zero emission (NZE) pada tahun 2060. Salah satunya melalui pengurangan emisi dari sektor energi.


Pertamina menjawab tantangan trilema energi tersebut dengan menerapkan dua strategi. 

Baca Juga: Setoran Pajak BUMN Capai Rp 439 Triliun, Pertamina Paling Jumbo

“Pertama, memaksimalkan bisnis eksisting kami. Kedua, meningkatkan pengembangan produk rendah karbon,” kata Indira dalam siaran pers, Kamis (8/8).

Pertamina memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat dengan meningkatkan produksi migas, namun pada saat yang sama diharapkan menekan emisi karbon dan mulai bergeser ke energi baru dan terbarukan. Sebuah tantangan yang tak mudah. Maka dari itu, untuk menjawab tantangan tersebut, dua strategi Pertamina itu harus dijalankan secara bersama. 

“Ini bukan pilihan. Dua strategi itu adalah keharusan dalam menghadapi trilema energi,” ujar Indira.

Menurut Indira, dalam memaksimalkan bisnis eksistingnya, Pertamina menjalankan beberapa strategi. Di antaranya meningkatkan kualitas kilang agar produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan nilai tinggi. Transformasi bisnis bahan bakar minyak (BBM) ritel juga terus dilakukan.

Adapun terkait pengembangan produk rendah karbon, perseroan telah memproduksi biofuel seperti bioetanol, biodiesel, dan bahan bakar pesawat terbang dengan kandungan bahan bakar nabati, yaitu sustainable aviation fuel (SAF). Selain itu, Pertamina telah mulai ujicoba penerapan teknologi carbon capture, utilization, and storage (CCUS), hingga solusi berbasis NBS atau Nature-Based Solutions. 

Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan, trilema energi juga dihadapi Pertamina dengan mengoptimalkan sumber daya Pertamina Group, sekaligus memperkuat kolaborasi dengan berbagai mitra dari sektor swasta, pemerintah, termasuk akademisi. 

"Dengan dukungan dari semua pihak, Pertamina dapat menavigasi tantangan industri energi ini dengan baik, dan memberi manfaat secara optimal bagi masyarakat,” jelas Fadjar.

Baca Juga: Pipa PGN di Kuningan Jaksel Kembali Normal, Layanan Gas Kembali Normal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati