Tapanuli Tengah Sudah 6 Hari Terisolasi, Korban Banjir Krisis Makanan dan Air Bersih



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bencana banjir bandang dan longsor yang menerjang Sumatra Utara (Sumut) dan Sumatra Barat (Sumbar) menyisakan dampak parah, terutama di Kabupaten Tapanuli Tengah.

Sejumlah desa dilaporkan terisolasi total hingga hari keenam pasca-bencana, menyebabkan krisis makanan, air bersih, dan bahan bakar.

Noverius Laoli, salah satu keluarga korban yang tinggal di Desa Lubuk Ampolu, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah, mengungkapkan bahwa kondisi mencekam di lapangan saat bencana tersebut menerpa.


Menurutnya, sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Badiri terutama Kelurahan Lopian, Kelurahan Hutabalang, Desa Kebun Pisang, dan dan Desa  Lubuk Ampolu yang dilalui Sungai Besar, mengalami kerugian sangat besar.

Baca Juga: Terisolasi 5 Hari, Warga Tapanuli Tengah dan Sibolga Sumut Mulai Krisis Makanan

Bahkan, Nove menyebut ada desa di hulu sungai yang dilaporkan nyaris tinggal nama. Desa Pagaran Honas yang terletak di kawasan perbukitan, diduga hancur total. Hingga sampai saat ini belum tersentuh bantuan evakuasi kecuali warga setempat dengan keterbatasan.

"Desa Pagaran Honas, Kecamatan Badiri itu termasuk hampir semua bukit-bukit. Tadi kata adik saya, sudah tinggal nama karena ada yang bilang tinggal 10 yang hidup. Tapi ini masih perlu diverifikasi  Sejumlah mayat ditemukan hanyut di sungai yang lewat di belakang rumah kami diduga korban dari desa ini," ungkapnya  kepada Kontan.co.id, Minggu (30/11/2025).

Yang paling krusial, hingga hari keenam pasca bencana, bantuan sama sekali belum dapat menjangkau kecamatan Badiri, terutama Desa Lubuk Ampolu, Kebun Pisang, dan Pagaran Honas. Semua jalur darat terputus akibat timbunan lumpur dan kerusakan jalan.

"Sama sekali bantuan belum ada sampai hari ini. Jadi setelah enam hari, belum ada masuk bantuan. Padahal katanya banyak helikopter pesawat-pesawat itu terbang rendah," keluhnya.

Baca Juga: Banjir Bandang Rendam Tapanuli Tengah, Jalan Amblas dan Puluhan Warga Diungsikan

Kondisi terisolasi ini memicu krisis kemanusiaan yang lebih parah. Katanya, keluarganya yang lain yang tinggal di lingkungan 3, kelurahan Lopian, Kecamatan Badiri melaporkan krisis air bersih dan bahan makanan. Bahkan, di Kota Sibolga terjadi penjarahan karena masyarakat kesulitan mencari pasokan makanan.

"Mereka kasih pesan, telepon ke kami, tapi lewat tetangga, tolong diberitahu ke mereka, kami di sini krisis air bersih dan tidak ada makanan. Sampai hari ini mereka masih terus mencari yang jual bahan makanan, kayaknya tidak ada yang buka. Satu kecamatan, satu kota penuh itu kelaparan," tegasnya. 

Ia menambahkan bahkan ada banyak yang jalan kaki puluhan kilometer hanya untuk mencari yang menjual bahan makanan. Mereka juga harus membayar tunai karena saat ini perbankan belum bisa diakses dan harganya saat ini melambung tinggi. 

Nove menuturkan, seluruh wilayah di Tapanuli Tengah dan Sibolga saat ini gelap gulita karena listrik padam sejak hari Selasa (25/11/2025). SPBU pun mulai kehabisan stok, memicu antrean panjang dan keributan karena masyarakat berebut bahan bakar untuk mencari logistik.

Selain itu, ia menambahkan, memang ada fasilitas untuk mengakses internet yakni Starlink, namun berdasarkan cerita adiknya, fasilitas tersebut berada di kota.

Baca Juga: Banjir dan Longsor Lumpuhkan Tapanuli Tengah, Brimob Perkuat Operasi Penyelamatan

Selain akses yang jauh dari rumah, para warga hanya diberi kesempatan menggunakan 5 menit saja lantaran banyak orang yang mengantre.

Lebih lanjut, Ia mendesak agar pemerintah segera memanfaatkan akses laut untuk menyalurkan bantuan ke Sibolga dan Tapanuli Tengah, mengingat jalur darat, terutama dari Tarutung sangat sulit ditembus karena jalan sudah putus akibat longsor mengingat jalur ini banyak melewati di pinggir tebing.

Selanjutnya: Naik Tipis, OJK Catat Premi Reasuransi Capai Rp 20,91 Triliun per Kuartal III-2025

Menarik Dibaca: Yuk, Jaga Sungai & Lingkungan di Tengah Risiko Bencana yang Kian Naik dengan Cara Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News