KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve akan mengurangi stimulus makro dengan mengurangi pembelian obligasi bulanan (tapering) setelah November 2021 mendatang. The Fed akan menghentikan pembelian US Treasury pada pertengahan 2022, mengutip Bloomberg pada Kamis (23/9). Kendati demikian, Ketua The Fed Jerome Powell bilang melihat situasi saat ini, kecenderungan kenaikan suku bunga akan dilakukan pada tahun depan setelah tapering selesai. Ia bilang rencana tapering dilakukan setelah pertemuan The Fed berikutnya yang akan digelar pada 2 hingga 3 November 2021 mendatang. “Waktu dan kecepatan pengurangan pembelian aset yang akan datang tidak akan dimaksudkan sebagai sinyal langsung waktu kenaikan suku bunga. Saya tidak berharap The Fed memulai kenaikan suku bunga sampai proses tapering selesai di sekitar pertengahan tahun depan," katanya.
Artinya, The Fed hanya membutuhkan waktu 8 bulan dalam menyelesaikan tapering. Siklus ini lebih pendek dibandingkan pelaksanaan tapering di 2014 yang dilakukan selama 10 bulan kala itu. Baca Juga: Pentagon: AS siap berdikusi terkait deklarasi berakhirnya Perang Korea Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan kisaran target untuk suku bunga kebijakan acuan pada 0% hingga 0,25%. Bank sentral masih akan melanjutkan pembelian Treasuries dan sekuritas berbasis hipotek senilai US$ 120 miliar per bulan. Proyeksi median FOMC untuk inflasi pada 2022 naik menjadi 2,2% dari 2,1% pada Juni lalu. Lalu perkiraan inflasi pada 2023 di level 2,2%. Untuk pengangguran sebesar 3,8% pada 2022, turun menjadi 3,5%. Sedangkan untuk 2023 tidak ada perubahan dari perkiraan bulan Juni. Sedangkan pertumbuhan PDB terlihat sebesar 3,8% pada tahun 2022, 2,5% pada tahun 2023, keduanya lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya